M Nur, Pencipta Aplikasi Zeta Green
Zeta Green melambungkan nama M Nur. Dengan aplikasi temuannya itu, berbagai organisme yang membahayakan jiwa dan keselamatan manusia bisa diusir. Aplikasi yang menggunakan rekayasa sistem plasma tersebut menjadikan beras atau bahan makanan lain bisa disimpan bertahun-tahun tanpa pengawet.
SOSOK mantan pembantu rektor (PR ) Universitas Diponegoro (Undip) itu sangat bersahaja. Kegemarannya mengenakan baju lengan panjang yang digulung hingga pergelangan tangan, bahkan tak menunjukkan dirinya pernah menduduki beberapa jabatan strategis di kampus itu.
Meski tetap necis, Nur dikenal jarang memakai baju safari. Apalagi, memakai jas sebagaimana stereotip penampilan seorang birokrat. Selain pernah merasakan jabatan di rektorat, dia juga sempat memimpin Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip.
‘’Saya lebih suka yang sederhana saja. Terpenting bagaimana hidup ini bermanfaat untuk orang lain,’’ tutur pria kelahiran 1957 itu. Minat pada Fisika semenjak kecil mempengaruhi pola pikir kreatifnya.
Kreativitas tersebut tak pernah mandeg meski dirinya menduduki jabatan di tempatnya mengajar. Nur di tengah kesibukannya masih sempat meluangkan waktu berkecimpung di laboratorium. Sejumlah inovasi pun ditelurkannya, demi kebaruan ilmu dan pengetahuan.
Tak sedikit sumbang saran fisikawan senior ini. Suatu saat semasa masih menjabat dekan, dirinya bersama tim peneliti FSM pernah membeli mesin cuci anyar. Namun pembelian itu bukan untuk kepentingan rumah tangga.
Melainkan keinginan menemukan alat pencuci garam krosok untuk petambak. Sejauh ini, dirasakan nasib petambak garam minus perhatian. Petani juga sangat kesulitan saat ingin mencuci garam hasil panen. Akhirnya mesin cuci seharga sekitar Rp 1,5 juta dilengkapi silinder berkapasitas tujuh kilogram direkayasa.
Banyak Temuan
Berbekal pengetahuan Fisika plasma yang menjadi kepakarannya rupa-rupa inovasi dimunculkan. Setidaknya, minat dan perhatiannya terhadap Fisika diperdalam saat menyelesaikan studi S-3 di Universite Joseph Fourier Grenoble dan S-2 di Institute Science Et Technique Nuclare, Prancis. Ini yang menjadikannya tak sulit menemukan berbagai inovasi.
‘’Terlebih plasma atau materi wujud keempat itu bila dikembangkan bakal bisa diperoleh banyak temuan. Selain wujud plasma yang merupakan perpaduan ion dan elektronik, materi di alam semesta ini yang ditemukan adalah wujud padat, cair, dan gas,’’ imbuhnya.
Nur boleh dibilang fisikawan paling awal yang menggeluti teori plasma di Indonesia. Bidang ini belum banyak dikembangkan di Tanah Air karena keterbatasan fasilitas dan pakar yang menggelutinya. Semenjak pulang dari Perancis medio 1998, diinisiasinya banyak riset aplikasi fisika plasma. Keinginannya penelitian juga bisa mencakup hilirisasi.
Itu mencakup bagaimana plasma bermanfaat bagi pengerasan metal, mendukung penguatan lingkungan, pangan, kesehatan, bahkan nuklir. ‘’Untuk pertanian misalnya bagaimana benih yang mendapat dukungan plasma pertumbuhannya bisa sangat bagus. Kemudian untuk pangan sudah kami teliti bagaimana beras atau bahan makanan bisa disimpan bertahun-tahun.
Selain higienis penyimpanan tak mengandung bahan kimia,’’ imbuhnya. Terbaru yang kreasinya melalui aplikasi Zeta Green. Produk penelitian Center for Plasma Research FSM Undip bekerja sama dengan PT Dipo Technology itu juga telah mendapat pengakuan publik.
BUMN sekelas PT Angkasa Pura misalnya menyatakan produk bernama Zeta Green ini, layak dipakai untuk kepentingan pelayanan di bandara-bandara internasional. Teknologi ini tercipta atas kelanjutan dari hasil penelitian unggulan strategis nasional (Pusnas) yang diketuai Muhammad Nur. Tim riset beranggotakan periset lintas disiplin keilmuan dari Undip.
Mereka yaitu Dr Endang Kusdiyantini (FSM), Dr Tri Agustini Winarni (FPIK), Dr Susilo A Widyanto (FT), dan Dr Harjum Muharam (FEB). Zeta Green pada intinya bekerja mendapat dukungan konsep Plasma. Wujud materi keempat itu ternyata ampuh melindungi udara dari dari bakteri, virus, dan jamur.
Prinsipnya, berbagai organik yang membahayakan jiwa dan keselamatan manusia itu bisa diusir melalui rekayasa sistem plasma. Ini kemudian yang menjadikan beras bisa disimpan bertahuntahun tanpa pengawet. Atau bagaimana otoritas bandara mempercayainya untuk dipasang di terminal kedatangan penumpang.
Bandara yang merupakan pusat bertemunya orang dari berbagai belahan dunia rawan menjadi pertukaran bakteri dan virus. Rekayasa plasma yang telah diwujudkan dalam aplikasi Zeta Green menjadi penangkal masuknya organik membahayakan dan menular seperti MERS, Flu Burung.
Alat pembersih udara ini juga diyakini berkontribusi bagus untuk penanganan kabut asap. Ini kenapa Nur berkeinginan membumikan konsep Plasma.
0 komentar:
Posting Komentar