Pengukuran
Sifat Densitas batuan di Seluruh Pekanbaru
Disusun
Oleh :
Nama
Kelompok :
1.
Dila Yolanda (1303112164)
2.
Putri Juli Andini (1303112372)
3.
Sandra Utama Putra (1303114601)
4.
Awaludin Rahmat (1303114605)
Dosen : Dr.MUHAMMAD
EDISAR,M.T
Jurusan
Fisika
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITASRIAU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi memiliki
struktur berlapis-lapis yang tersusun atas batuan-batuan. Batuan merupakan
benda padat yang terbentuk secara alami dan tersusun oleh mineral-mineral dan
kimia. Batuan terdapat dan terbentuk di bawah permukaan bumi (litosfer). Setiap
batuan memiliki densitas yang berbeda-beda. Dimana densitas merupakan jumlah
materi yang terdapat dalam suatu benda. Distribusi densitas yang tidak homogen
ini dapat disebabkan oleh struktur yang ada dibawah permukaan bumi, dimana
distribusi densitas yang tidak homogen pada batuan penyusun kulit bumi
Struktur
di bawah permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor geometri, kedalaman, ketebalan
dari benda anomali, sifat-sifat batuan penyusunnya dan gaya-gaya yang
mempengaruhinya. Rapat massa (densitas) merupakan parameter fisis yang akan
dicari dalam penelitian geofisika ini. Hipotesis penelitian didasarkan asumsi
bahwa respon gaya berat yang terukur dengan rapat massa (densitas) pada titik
pengukuran ( kadir, 1998), dimana operator ini bergantung pada geometri dan
posisi sumber. Dengan mendesain suatu operator dekonvolusinya maka distribusi
rapat massa ( densitas ) sumber dibawah permukaan bumi.
Anomali gaya berat ditimbulkan oleh
adanya variasi densitas bawah permukaan pada arah lateral maupun vertikal yang
digambarkan oleh persamaan konvolusi antara kontras densitas dengan bentuk
benda penyebab anomali. Dengan demikian, maka semua kegiatan eksplorasi yang
menggunakan matode gaya berat adalah untuk mendapatkan target berdasarkan
variasi densitas dari suatu bentuk anomali terhadap lingkungannya, sehingga
diperoleh gambaran distribusi bawah permukaan pada arah lateral dan vertikal.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui densitas pada setiap batuan
di Pekanbaru.
2.
Mengetahui karakteristik batuan.
3.
Mengetahui jenis-jenis batuan
1.3
Tempat Survey
Penelitian ini
dilakukan di berbagai tempat dalam pencarian batu di seluruh pekanbaru
meliputi: jalan Arifin Ahmat, jalan Delima, jalan Lobak, jalan Kubang, dll.
Sungai-sungai yang
dikunjungi meliputi : Sungai Hijau, Sungai Kampar, dan di sungai Teratak buluh,
Bab
II
LANDASAN
TEORI
Klasifikasi
Batuan
1). Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa
Latin: ignis,
"api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantelataupun kerak bumi. Dalam mengidentifikasi batuan
beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi
sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.
Klasifikasi
berdasarkan kandungan SiO2menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
· Batuan beku asam, apabila kandungan
SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
· Batuan beku intermediate, apabila
kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
· Batuan beku basa, apabila kandungan
SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
· Batuan beku ultra basa, apabila
kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi
berdasarkan indeks warnamenurut (
S.J. Shand, 1943), yaitu:
·
Leucoctaris
rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
·
Mesococtik
rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
·
Melanocractik
rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi
batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
·
Holofelsic,
untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
·
Felsic,
untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
·
Mafelsic,
untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
·
Mafik, untuk
batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Jenis-jenis batuan beku
Batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Batuan beku
dalam,contohnya : Batu granit, diorit, dan Gabro
2.
Batuan beku
gang/ tengah,contohnya : Granit porfir
3.
Batuan beku
luar,contohnya : Batu andesit, obsidian, dan basalt
2). Batuan Sedimen
Batuan
sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi
hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi
hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar,
berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti
terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam
bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut
seperti berikut:
·
Berdasarkan
proses pengendapannya
o batuan sedimen klastik (dari pecahan
pecahan batuan sebelumnya)
o batuan sedimen kimiawi (dari proses
kimia)
o batuan sedimen organik (pengedapan
dari bahan organik)
·
Berdasarkan
tenaga alam yang mengangkut
o batuan sedimen aerik (udara)
o batuan sedimen aquatik (air sungai)
o batuan sedimen marin (laut)
o batuan sedimen glastik (gletser)
·
Berdasarkan
tempat endapannya
o batuan sedimen limnik (rawa)
o batuan sedimen fluvial (sungai)
o batuan sedimen marine (laut)
o batuan sedimen teistrik (darat)
3). Batuan Metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah
satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan
bentuk". Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerakBumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia
dan mineral (fasies metamorf). Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan
suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan
terbentuk terutama pada kontak antara
magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Batuan metamorf yang umum dibagi
menjadi :
1. Batuan Berfoliasi (Foliated Rocks)
Contoh : Batusabak (slate), Filit (phyllite), Sekis,
Genes (geneiss),.
2. Batuan Tidak Berfoliasi (Nonfoliated Rocks)
Contoh :
Marmer, Kuarsit
Sifat –sifat
Densitas Batuan
Densitas
(massa jenis)adalah jumlah
materi yang terdapat dalam suatu benda. Massa jenismerupakan pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya batu) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air).Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3). Massa
jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.
Rumus
untuk menentukan massa jenis adalah :
dengan
ρ = adalah
massa jenis,
Densitas
batuan ditentukan oleh 3 faktor :
1. Grain
Density ( Rapat Butiran )
Ukuran
butiran penyusun suatu butiran akan memberi dampak pada nilai densitas
tersebut. Ukuran-ukuran yang kecil/halus akan memberikan kepadatan yang besar
pada batuan tersebut dibandingkan dengan ukuran butiran-butiran yang
besar/kasar. Ukuran batuan ini merupakan estimasi dari ukuran batuan secara
umum. Massa suatu benda tergantung pada partikel penyusun dari benda tersebut.
2. Porositas
Fungsi
utama dari porositas yaitu untuk menampung fluida.
Batuan yang memiliki porositas besar,
maka akan menghasilkan porositas kecil dan permaebilitas yang kecil. Dimana
permaebilitas yaitu kemampuan suatu formasi untuk mengalirkan fluida.
3. Variasi
cairan atau fluida yang ada di dalam batuan
Jika ketiga faktor
tersebut ada didalam batuan, maka akan terjadi tersaturasi air, tersaturasi
minyak, dan tersaturasi gas. Nilai densitas rata-rata batuan yaitu :
ρ= 2 -
2,8 g/cm3 atau ρ = 2000-2800 kg/m3
BAB
III
METODE
PENGUKURAN
3.1
Alat dan Bahan
1.
GPS
2.
Alat-alat Tulis
3.
Kendaraan
4.
Timbangan
5.
Alat Komunikasi : laptop, handphone,
dll.
Dalam penelitian ini
kita menggunakan beberapa pengukuran :
1. Pengukuran
massa batuan
Massa dari batuan tersebut dapat
diketahui dengan cara menimbang batuan tersebut dengan sebuah timbangan.
2. Pengukuran
volume batuan
Volume dapat ditentukan dengan
memasukkan batuan tersebut kedalam sebuah wadah yang nantinya kita bisa melihat
seberapa besar volume yang dimilikinya
3. Pengukuran
densitas ( massa jenis ) batuan
Densitas dapat ditentukan melalui rumus
:
Dimana
massa dan volume telah diketahui sebelumnya
BAB
IV
HASIL
dan PEMBAHASAN
4.1
Data Batuan
No.
|
Jenis Batuan
|
|
Densitas
(kg/m3)
|
Keterangan
|
||
Lintang
|
Bujur
|
|||||
1.
|
Batu Sungai
|
101°22'50.7" |
0°27'29.8" |
1,43x103
|
di Sungai Kampar
|
|
2.
|
Batu Kali
|
101°22'59.4" |
0°28'01.1" |
3,03x103
|
di Sungai Kampar
|
|
3
|
Batu kuning
|
101°23'12.5" |
0°28'16.3" |
1,62x103
|
di Sungai Kampar
|
|
4.
|
Batu pecahan
|
101°22'54.5" |
0°28'18.7" |
2,91x103
|
di tempat penggalian tanah
|
|
5.
|
Batu pasir kasar
|
101°23'32.2" |
0°28'38.6" |
3,24X103
|
di Sungai Hijau
|
|
6.
|
Batu kerikil besar
|
101°23'47.2" |
0°28'51.3" |
1,23X103
|
di Sungai Hijau
|
|
7.
|
Batu kerikil kecil
|
101°24'33.4" |
0°27'37.3" |
5,41X103
|
di Sungai Hijau
|
|
8.
|
Batu pasir halus
|
101°25'03.3" |
0°29'42.3" |
8,51X103
|
di Teratak buluh
|
|
9.
|
Batu bara
|
101°25'16.9" |
0°30'08.1" |
9,02X103
|
di tempat jual batu
|
|
10.
|
Batu gamping
|
101°25'53.8" |
0°30'29.2" |
8,95X103
|
Jln. Balam Sakti
|
|
11.
|
Batu garam
|
101°26'02.8" |
0°31'30.8" |
1.29X103
|
Jln. Balam Sakti
|
|
12.
|
Batu gipsun
|
101°26'00.9" |
0°30'52.8" |
5,06X103
|
Jln. Bakti Karya
|
|
13.
|
Batu kolongmerat
|
101°25'58.5" |
0°30'26.7" |
2,09X103
|
Jln.Riau
|
|
14.
|
Batu marmer
|
101°25'53.5" |
0°30'02.6" |
7,20X103
|
Jln. Riau
|
|
15.
|
Batu kuarsit
|
101°25'15.6" |
0°29'42.7" |
1,09X103
|
Jln.Sudirman
|
|
16.
|
Batu dolomit
|
101°24'45.6" |
0°30'22.6" |
3,21X103
|
Jln.Swaka Karya
|
|
17.
|
Batu sabak (slate)
|
101°21'57.5" |
0°28'10.4" |
4,50X103
|
Jln. Swaka Karya
|
|
18.
|
Batu filit (phyllite)
|
101°22'07.7" |
0°28'04.5" |
9,05X103
|
Jln.Garuda Sakti
|
|
19.
|
Batu kolongmerat
|
101°22'19.7" |
0°28'31.0" |
5,13X103
|
Jln Durian
|
|
20.
|
Batu shale
|
101°25'53.8"
|
0°30'29.2" |
5,67X103
|
Jln.Delima
|
|
21.
|
Batu rijang
|
101°25'53.8" |
0°31'30.8" |
5,10X103
|
Jln.Delima
|
|
22.
|
Batu sekis
|
101°26'02.8" |
0°30'52.8" |
2,67X103
|
Jl. arifin
|
|
23.
|
Batu gneis
|
101°26'00.9" |
0°30'26.7" |
6,66X103
|
Jl. arifin
|
|
24.
|
Batu granit
|
101°25'58.5" |
0°30'02.6" |
2,24X103
|
Jl. arifin
|
|
25.
|
Batu diorit
|
101°25'53.5" |
0°29'42.7" |
9,33X103
|
Jl. arifin
|
|
26.
|
Batu basalt
|
101°25'15.6" |
0°30'22.6" |
1,43x103
|
Jl. arifin
|
|
27.
|
Batu gabro
|
101°24'45.6" |
0°28'10.4" |
3,03x103
|
Jln.Garuda Sakti
|
|
28.
|
Batu andesit
|
101°21'57.5" |
0°28'04.5" |
1,62x103
|
Jln. Hangtuah
|
|
29.
|
Batu dacite
|
101°22'07.7" |
0°28'31.0" |
2,91x103
|
Jln. Gatot Sobroto
|
|
30.
|
Batu grano diorit
|
101°22'19.7" |
0°27'18.9" |
3,24X103
|
Jln. Gatot Sobroto
|
|
31.
|
Batu apung
|
101°22'31.9" |
0°27'29.8" |
1,23X103
|
Jln.Hangtuah
|
|
32.
|
Batu breksi
|
101°22'51.7" |
0°28'01.1" |
5,41X103
|
Jln.Hangtuah
|
|
33.
|
Batu tuff
|
101°22'21.1" |
0°28'16.3" |
8,51X103
|
Stadion Utama RIAU
|
|
34.
|
Batu lempung
|
101°21'27.6" |
0°30'02.6" |
9,02X103
|
Stadion Utama RIAU
|
|
35.
|
Batu kapur
|
101°22'50.7" |
0°29'42.7" |
8,95X103
|
Stadion Utama RIAU
|
|
36.
|
Batu lumpur
|
101°22'59.4" |
0°30'22.6" |
1.29X103
|
Stadion Utama RIAU
|
|
37.
|
Batu kuarsa
|
101°23'12.5" |
0°28'10.4" |
5,06X103
|
Stadion Utama RIAU
|
|
38.
|
Batu obsidian
|
101°22'54.5" |
0°28'04.5" |
2,09X103
|
di pinggir Jl.Soekarno Hatta
|
|
39.
|
Batu lanau
|
101°23'32.2" |
0°28'31.0" |
7,20X103
|
di pinggir Jl.Soekarno Hatta
|
|
40.
|
Batu riolit
|
101°23'47.2" |
0°27'18.9" |
1,09X103
|
di pinggir Jl.MRSM Amin
|
|
41.
|
Batu serpih (shale)
|
101°24'33.4" |
0°27'29.8" |
9,02X103
|
di pinggir Jl.MRSM Amin
|
|
42.
|
Batu anhydrit
|
101°25'03.3" |
0°28'01.1" |
8,95X103
|
di pinggir Jl.MRSM Amin
|
|
43.
|
Batuan pualam
|
101°25'16.9" |
0°28'16.3" |
1.29X103
|
di pinggir Jl.MRSM Amin
|
|
44.
|
Batuan beku granit
|
101°25'53.8" |
0°31'30.8" |
5,06X103
|
di pinggir Jl.Riau Ujung
|
|
45.
|
Batuan sedimen (batu pasir)
|
101°26'02.8" |
0°30'52.8" |
2,19X103
|
di pinggir Jl.Riau Ujung
|
|
46.
|
Batu apung
|
101°26'00.9" |
0°30'26.7" |
7,20X103
|
di pinggir Jl.Riau Ujung
|
|
47.
|
Batu pasir
|
101°25'58.5" |
0°30'02.6" |
1,09X103
|
di pinggir Jl.Riau Ujung
|
|
48.
|
Batu lumpur
|
101°25'53.5" |
0°29'42.7" |
3,21X103
|
di pinggir Jl.Riau Ujung
|
|
49.
|
Batu kuarsa
|
101°25'15.6" |
0°30'22.6" |
4,50X103
|
di pinggir Jalan
|
|
50.
|
Batu obsidian
|
101°24'45.6" |
0°28'10.4" |
9,85X103
|
di pinggir Jalan
|
|
51.
|
Batu lanau
|
101°21'57.5" |
0°28'04.5" |
5,10X103
|
di pinggir Jalan
|
|
52.
|
Batu riolit
|
101°22'07.7" |
00028'1.37''
|
5,67X103
|
di pinggir Jalan
|
|
53.
|
Batu sedimen
|
101°22'19.7" |
00028'35.21''
|
5,00X103
|
di pinggir Jalan
|
|
54.
|
Batuan beku granit
|
101°25'53.8"
|
00028'2.20''
|
5,67X103
|
di pinggir Jalan
|
|
55.
|
Batuan sedimen(batu kapur)
|
101°25'53.8" |
00028'1.30''
|
4,66X103
|
di pinggir Jalan
|
|
56.
|
batu pasir
|
101°26'02.8" |
00028'5.46''
|
2,24X103
|
di pinggir Jalan
|
|
57.
|
Batuan beku granit
|
101°26'00.9" |
00029'36.21''
|
9,03X103
|
di pinggir Jalan
|
|
58.
|
GRANODIORIT
|
101°25'58.5" |
00029'35.04''
|
1,43x103
|
di pinggir Jalan
|
|
59.
|
GRITSTONE
FELSPATIC
|
101°25'53.5" |
00029'13.51''
|
3,03x103
|
di pinggir Jalan
|
|
60.
|
GAMPING
SHELII
|
101°25'15.6" |
00029'38.21''
|
1,62x103
|
di pinggir Jalan
|
|
61
|
BATU BASAL
|
101°24'45.6" |
00029'35.08''
|
5,6X103
|
di pinggir Jalan
|
|
62.
|
BATU PUALAM
|
101°21'57.5" |
00029'12.00''
|
2,09X103
|
di pinggir Jalan
|
|
63.
|
BATU GAMPING
|
101°22'07.7" |
0°28'40.3"
|
7,20X103
|
Stadion Utama RIAU
|
|
64.
|
TOPAS
|
101°22'19.7" |
0°27'35.5" |
1,09X103
|
Jl. Merpati Sakti
|
|
65.
|
FILIT
|
101o23'3.59''
|
0°27'29.3" |
9,02X103
|
Jl. Merpati Sakti
|
|
66.
|
SEKIS
|
101o22'16.2''
|
0°27'51.0" |
8,95X103
|
Jl. Mr. SM Yamin
|
|
67.
|
GENES
|
101o22'16.06''
|
0°27'34.8" |
1.29X103
|
Jl. Naga Sakti
|
|
68.
|
KUARSIT
|
101023'24.37''
|
0°27'18.9" |
5,06X103
|
Jl. Naga Sakti
|
|
69.
|
DOLOMITE
|
101°22'32.5" |
0°27'29.8" |
2,19X103
|
Jl. Naga Sakti
|
|
70.
|
LANAU
|
101°22'38.6" |
0°28'01.1" |
7,20X103
|
Jl. Naga Sakti
|
|
71.
|
GAMPING
OILTIC
|
101°22'31.9" |
0°28'16.3" |
1,09X103
|
Jl. Naga Sakti
|
|
72.
|
LEMPUNG
HIJAU
|
101°22'51.7" |
0°28'18.7" |
3,21X103
|
Jl. Naga Sakti
|
|
73.
|
AMBER
|
101°22'21.1" |
0°28'51.3" |
4,50X103
|
Jl. Melati
|
|
74.
|
ARKOSE
|
101°21'27.6" |
0°27'37.3" |
9,85X103
|
Jl. Melati
|
|
75.
|
Batu
gamping
|
101°22'50.7" |
0°29'42.3" |
5,10X103
|
Jl. Melati
|
|
76.
|
BATU
PUALAM
|
101°22'59.4" |
0°30'08.1" |
5,67X103
|
Jl. Kamboja
|
|
77.
|
BATU
LEMPUNG
|
101°23'12.5" |
0°30'29.2" |
5,00X103
|
Jl. Kamboja
|
|
78.
|
BATU
GRANIT
|
101°22'54.5" |
0°31'30.8" |
5,67X103
|
Jl.Bangau Sakti
|
|
79.
|
GABRO
|
101°23'32.2" |
0°30'52.8" |
4,66X103
|
Jl. Cendrawasih
|
|
80.
|
BASALT
|
101°23'47.2" |
0°30'26.7" |
2,24X103
|
Jl. Cendrawasih
|
|
81.
|
GAMPING
CORAL
|
101°24'33.4" |
0°30'02.6" |
9,03X103
|
Jl. Merpati
|
|
82.
|
BATU
PASIR
|
101°25'03.3" |
0°29'42.7" |
1,43x103
|
Jln. Garuda Sakti
|
|
83.
|
TONALIT
|
101°25'16.9" |
0°30'22.6" |
3,03x103
|
Jln. Manyar Sakti
|
|
84.
|
GRANODIORIT
|
101°25'53.8" |
0°28'10.4" |
1,62x103
|
Jln. Manyar Sakti
|
|
85.
|
DIORIT
|
101°26'02.8" |
0°28'04.5" |
2,91x103
|
Jln. Garuda Sakti
|
|
86.
|
ANDESIT
|
101°26'00.9" |
0°28'31.0" |
3,24X103
|
Jln. Balam Sakti
|
|
87.
|
GRANIT
|
101°25'58.5" |
0°30'29.2" |
1,23X103
|
Jln. Bina Krida
|
|
88.
|
BATU
APUNG
|
101°25'53.5" |
0°31'30.8" |
5,41X103
|
Jln. Bina krida
|
|
89.
|
PUMICE
|
101°25'15.6" |
0°30'52.8" |
8,51X103
|
Jln. Cendrawasi Baru
|
|
90.
|
SCORIA
|
101°24'45.6" |
0°30'26.7" |
9,82X103
|
Jln. Bangau Sakti
|
|
91.
|
FELSITE
|
101°21'57.5" |
0°30'02.6" |
8,95X103
|
Jln. Bangau Sakti
|
|
92.
|
ANORTHOSITE
|
101°22'07.7" |
0°29'42.7" |
1.29X103
|
Jln. Merpati Sakti
|
|
93.
|
PICHTSTONE
|
101°22'19.7" |
0°30'22.6" |
5,76X103
|
Jln .Cendrawasi Baru
|
|
94.
|
FILIT
|
101°25'53.8"
|
0°28'10.4" |
2,07X103
|
Jln.Cendrawasi Baru
|
|
95.
|
SEKIS
|
101°25'53.8" |
0°28'04.5" |
7,20X103
|
Jln. Kutilang Sakti
|
|
96.
|
GENES
|
101°26'02.8" |
0°28'31.0" |
9,45X103
|
Jln. Kutilang Sakti
|
|
97.
|
KUARSIT
|
101°26'00.9" |
0°27'18.9" |
8,95X103
|
Jln. Bangun karya
|
|
98.
|
DOLOMITE
|
101°25'58.5" |
0°27'29.8" |
1.39X103
|
Jln. Bangun Karya
|
|
99.
|
LANAU
|
101°25'53.5" |
0°28'01.1" |
5,06X103
|
Jln. Sudirman
|
|
100
|
Marmer
|
101°25'15.6" |
0°28'16.3" |
2,09X103
|
Jln. Arifin ahmad
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil survey
yang telah kami lakukan dari berbagai macam jenis batuan dapat diketahui bahwa
sifat densitas pada batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada batuan tersebut. Stabil tidaknya densitas pada suatu
batuan sangat tergantung pada jenis mineral dan ukurannya eksplorasi. Setiap
jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik tertentu dalam mineralnya.
Kontur
BAB
V
KESIMPULAN
dan SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan bahwa tentang densitas pada batuan setiap jenis batuan mempunyai
sifat dan karakteristik massa jenis tertentu. Jika densitas besar, berarti
batuan tersebut batuan padat sehingga memiliki porositas kecil maka kemampuan
untuk mengalirkan dan menampung fluida kecil. Jika densitas kecil, maka
batuan memiliki porositas besar dan
kemampuan untuk mengalirkan dan menampung fluida besar.
5.2
Saran
Dalam melakukan survey densitas batuan
kami menemukan beberapa masalah dalam survey ini diantaranya: sulitnya
mengelompokan jenis-jenis batuan, serta ketidak akuratan alat yang dipakai (
GPS TEST PLUS ).
5.3
Daftar Pustaka
1. http://www.google.com
2. http://www.wikipedia.com
3. Atmanto,
Kukuh. 2012. Makalah Batuan Beku.
(Online). Diakses pada tanggal 19 Februari 2015.
4.
http:kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-macam-dan-pembentukntya
Lampiran
0 komentar:
Posting Komentar