Klasifikasi
Batuan Beku
A. Kelompok
batuan berdasarkan mineralnya :
Berdasarkan
Reaksi Bowen’s di atas Batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis,
yaitu :
·
Batuan Ultra basa : (Olivin – Piroksin).
· Batuan Basa : (Olivin –
Piroksin – plag, Olivin – plag, atau Piroksen – plag).
· Batuan Intermediet :
(Piroksen – Hornblende – plag, Hornblende – Biotit – Plag,<< Kuarsa).
· Batuan Asam : (Hornblende –
Biotit – Muskovit – Kuarsa, Biotit – Muskovit – K. Felspar – Kuarsa, atau
Biotit – Muskovit – Kuarsa).
Klasifikasi
batuan beku berdasarkan kandungan silika (SiO2), juga terbagi
menjadi 4 jenis, yaitu :
·
Batuan beku asam :Batuan ini mengandung SiO2> 65%,
contohnya Granit, Ryolit.
·
Batuan beku intermedie :Batuan ini mengandung SiO2 65% - 52%,
contohnya Diorit, Andesit.
·
Batuan beku basa :Batuan ini mengandung SiO2 52% - 45%,
contohnya Gabbro, Basalt.
·
Batuan beku ultra basa :Batuan ini memiliki kandungan SiO2<
30%, contohnya Peridotit.
B. Klasifikasi berdasrkan tekstur batuannya :
B. Klasifikasi berdasrkan tekstur batuannya :
Bedasarkan
ukuran besar butir dan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi
dua, yaitu batuan beku vulkanik dan batuan beku plutonik.
·
Batuan beku vulkanik : Batuan beku vulkanik adalah batuan beku yang
terbentuk diatas atau didekat permukaan bumi (intrusi dangkal). Menurut
Williams,1933, batuan beku yang berukuran Kristal kurang dari 1mm adalah
kelompok batuan vulkanik, terutama kehadiran massa gelas.
· Batuan beku plutonik : Batuan beku plutonik
terbentuk pada kedalaman yang sangat besar dan mempunyai ukuran Kristal lebih
dari 1mm.
Tabel 4. Batuan beku berdasarkan kandungan mineral
utama dan minor mineral
GRANITIS
|
ANDESITIS
|
BASALTIS
|
ULTRAMAFIS
|
|
Intrusive
|
Granite
|
Diorite
|
Gabro
|
Peridotite
|
Extrusive
|
Rhyolite
|
Andesite
|
Basalt
|
|
Komposisi Mineral Utama
|
Kuarsa,
K-Feldspar
Na-Plagioclase
|
Intermediate
Plagioclase
Amphibol,
Biotite
|
Ca-Plagiclase
Pyroxene
|
Olivine
Pyroxene
|
Mineral
Sedikit
|
Muscovite, Biotite
Amphibole
|
Pyroxene
|
Olivine
Amphibole
|
Ca-Plagioclase
(Anorthite)
|
Klasifikasi
batuan beku dibuat oleh Rusell B. Travis (1955), dalam klasifikasi ini, tekstur
batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya. Berdasarkan hal ini,
batuan beku dibagi atas :
· Batuan dalam : Batuan ini bertekstur
faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat
dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan alat pembesar.
· Batuan gang :Batuan ini bertekstur
porfiritik dengan masa dasar faneritik.
· Batuan lelehan : Batuan ini bertekstur
afanitik, di mana individu mineralnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
Contoh batuan beku berdasarkan komposisi mineralnya, ada beberapa contoh yaitu :
Contoh batuan beku berdasarkan komposisi mineralnya, ada beberapa contoh yaitu :
· Granit : tekstur phaneritic atau
porphyritic-phaneritic, berwarna cerah.
· Riolit : batuan aliaran granit, komposisi
seperti granit tetapi teksturnya porphyritic-aphanitic atau aphanitic.
· Diorite : tekstur equigranular
phaneritic atau porphyritic-phaneritic, alkali feldspar < 1/3 feldspar
total, warna abu-abu hingga abu-abu gelap.
· Andesit : komposisi seperti diorite, tetapi
teksturnya aphanitic atau porphyritic-aphanitic, merupakan batuan aliran
diorit.
· Gabro : tekstur phaneritic atau
phorphyritic-phaneritic.
· Basalt : batuan aliran gabro, bertekstur
aphanitic atau porphyritic-aphanitic, komposisinya sama dengan gabro.
· Dunite : berkomposisi olovin hamper 100
%
· Peridotite : berkomposisi olivine
(dominan) dan piroksen.
. Piroksenit
: berkomposisi piroksen hampir 100%.
Klasifikasi Batuan Sedimen
Persentase penyebaran batuan sedimen
di bumi ini hanya 5% dari penyebaran batuan yang ada di bumi.Namun untuk
keberadaannya di permukaan bumi, batuan sedimen tersebar sangat luas hingga menutupi
± 75% dari luas permukaan bumi dengan ketebalan beberapa centimeter sampai
beberapa kilometer.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dapat digolongkan menjadi enam golongan yaitu : Golongan detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika, golongan evaporit, dan golongan batubara.
Golongan
batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya
(Koesoemadinata, 1985)
Berikut penjelasan dari masing-masing
golongan tersebut.
1. Golongan Detritus Kasar
adalah bataun sedimen yang diendapkan
dengan proses mekanis. yang termasuk kedalam golongan ini diantaranya: breksi,
konglomerat dan batupasir. Lingkungan pengendapannya pada umumnya di sungai (fluvial),
kipas aluvial (aluvial van) dan sub marine van.
2. Golongan Detritus Halus
Golongan ini pada umumnya diendapkan
dilingkungan laut, dari laut dangkal sampai laut dalam.yang termasuk ke dalam
golongan ini antara lain batuserpih (shale), batulanu (siltstone),
batulempung (claystone) dan napal.
3. Golongan Karbonat
Batuan golongan karbonat ini pada
umumnya terbentuk dari sekumpulan cangkang moluska, algae, foraminifera atau
lainnya yang bercangkang kapur. Jenis batuan ini banyak sekali, tergantung
material penyusunnya.
4. Golongan Silika
Batu jenis ini tersebar hanya dalam junlah sedikit dan terbatas. Golongan batuan ini merupakan gabungan antara proses organik dan kimiawi. Contoh batuan golongan ini adalah rijang (chert), radiolaria dan diatom (diatomea).
5. Golongan Evaporit
Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup dan syarat terjadinya batuan sedimen
ini harus berada pada air yang memiliki kandungan larutan kimia yang cukup
pekat.yang termasuk ke dalam golongan evaporit ini adalah gipsum, batu garam,
anhydrit dan lain-lain.
6. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari
unsur-unsur organik, seperti tumbuhan yang telah mati dan kemudian terkubur di
dalam tanah oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak terjadi
pelapukan.Lingkungan pengendapan batubara biasanya di lingkungan rawa, delta
dan danau.
1.6.1.
Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan komposisi kimia batuan asal
- Batuan metamorf pelitik, berasal dari batuan lempungan (batulempung, serpih, batulumpur); komposisinya banyak mengandung Al2O3, K2O, dan SiO2; batuannya kebanyakan bertekstur skistosa contohnya sekis, batusabak, dll.; mineralogi : muskovit, biotit, kianit, silimanit, kordierit, garnet, stauroeit; secara umum batuan pelitik akan berubah menjadi batuan metamorfosis dengan meningkatnya T, akan terbentuk berturut-turut : batu sabak – filit – sekis – genes.
- Batuan metamorf kuarsa-felspatik, berasal dari batupasir atau batuan beku felsik (misalnya granit, riolit), dicirikan kandungan SiO2 tinggi dan MgO serta FeO rendah, hasilnya batuannya bertekstur bukan skistosa.
- Batuan metamorf karbonatan, berasal dari batuan yang berkomposisi CaCO3 (batugamping, dolomit), hasil metamorfosa berupa marmer, bila batuan asal (batugamping) mengandung MgO dan SiO2 diharapkan terbentuk mineral tremolit, diopsid, wolastonit dan mineral karbonatan yang lain, bila batuan asal mengandung cukup Al2O3 diharapkan terbentuk mineral plagioklas, epidot, hornblenda yang hampir mirip dengan mineralogi batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa.
- Batuan metamorf basa, berasal dari batuan beku basa (SiO2 sekitar 50%), batuan metamorfnya disebut metabasite, batuan asal banyak mengandung MgO, FeO, CaO dan Al2O3 maka mineral metamorfosanya berupa klorit, aktinolit, epidot (fasies sekis hijau) dan hornblenda (fasies amfibolit), untuk T lebih tinggi akan muncul klino dan ortopiroksen dan plagioklas.
- Batuan metamorf ultra basa, berasal dari batuan beku ultra basa, batuan hasil metamorfosa berupa serpentinit, sering dijumpai pada daerah metamorf yang mengandung glaukofan.
1.6.2.
Penamaan batuan metamorf berdasarkan tekstur dan mineraloginya
Tekstur,
struktur dan mineralogi memegang peranan penting dalam penamaan batuan
metamorf. Secara umum kandungan mineral di dalam batuan metamorf akan
mencerminkan tekstur, misalnya melimpahnya mika akan memberikan tekstur
sekistosa pada batuannya.
Penamaan batuan metamorf bisa
berdasarkan struktur, misal sekis, gneiss, dll.
Untuk memperjelas dalam penamaan, banyak
digunakan kata tambahan yang menunjukan ciri khusus batuan metamorf tersebut,
misalnya keberadaan mineral pencirinya (contoh sekis klorit), atau nama batuan
beku yang mempunyai komposisi sama (contoh granite gneiss). Bisa juga
berdasarkan jenis mineral penyusun utamanya (contoh kuarsit) atau
berdasarkan fasies metamorfiknya (contoh granulit).Tabel 4 di bawah ini bisa
digunakan untuk membantu dalam determinasi batuan metamorf.
Beberapa
batuan metamorf yang penting :
Batu sabak (Slate)
Mineral
utama : seringkali masih berupa mineral lempung; mineral tambahan : muskovit,
biotit, kordierit, andalusit. Warna : abu-abu gelap yang mengkilap. Struktur :
foliasi (sekistose) mulai tampak namun belum jelas (slaty cleavage). Tekstur :
lepidoblastik dan granoblastik tetapi tanpa selang-seling mineral pipih dan
mineral granular dengan butiran yang halus. Metamorfosa : regional.
Filit
(Phyllite)
Mineral
utama : kuarsa, serisit, klorit; mineral tambahan : plagioklas, mineral bijih.
Warna : terang, abu-abu perak, abu-abu kehijauan, lebih mengkilap daripada batu
sabak. Struktur : foliasi (sekistose) mulai jelas dibandingkan dengan batu
sabak (tekstur filitik). Tekstur : mulai granoblastik sampai lepidoblastik
dengan mulai terlihat perselingan antara mineral pipih dan mineral granular,
butiran mulai lebih kasar daripada batusabak. Metamorfosa : regional.
Sekis
(Schist)
Mineral
utama : biotit, muskovit, kuarsa (sekis mika), klorit (sekis klorit), talk
(sekis talk) dll. Warna : tergantung dari mineralnya misalnya sekis mika
umumnya putih, hitam, mengkilap. Struktur : foliasi (sekistose tertutup).
Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, perselingan antara mineral pipih dan
mineral granular baik sekali, butiran umumnya sudah kasar. Metamorfosa :
regional.
Geneis
(Gneis)
Mineral
utama : k-felsfar, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa. Warna : sesuai dengan
batuan asalnya, misalnya dari granit atau batupasir arkose. Struktur : foliasi
(sekistose terbuka/gneisose). Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, mineral
pipih dipotong oleh mineral granular. Metamorfosa : regional.
Migmatit
(Migmatite)
Beberapa
jenis batuan bertekstur gneisik secara megaskopik sering memperlihatkan sifat
yang heterogen dan terlihat seperti percampuran antara metasedimen dan batuan
granitis, batuan yang demikian ini lazim disebut migmatit, material granitis
diperkirakan berasal dari luar, hasil dari insitu partial melting atau dapat
juga dari segregasi akibat proses metamorfosis.Struktur : foliasi (sekistose
terbuka/gneisose). Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, mineral pipih
dipotong oleh mineral granular. Metamorfosa : regional, pada zona T tinggi, dan
selalu dijumpai berasosiasi dengan batuan granit.
Milonit
(Mylonite)
Mineral
dan warna tergantung batuan yang mengalami metamorfosa kataklastik. Struktur
dan tekstur : terlihat seperti adanya foliasi dengan lensa-lensa dari batuan
yang tidak hancur berbentuk mata, butiran umumnya halus. Tekstur :
granoblastik, poikiloblastik, dengan tekstur mosaik. Metamorfosa : kataklastik.
Filonit
(Phyllonite)
Gejala
dan kenampakan sama dengan milonitik (filonit butirannya halus), sudah terjadi
rekristalisasi, derajat metamorfosa lebih tinggi dibanding milonit. Matriks
terdiri dari mika berserabut, terorientasi tak sempurna (berupa alur-alur
sangat halus), menunjukan kilap silky, butiran halus sekali.Metamorfosa :
kataklastik.
Kuarsit
(Quartzite)
Mineral
utama : kuarsa (>80%), mineral tambahan : muskovit, biotit, k-felsfar,
mineral bijih. Warna : putih terang, warna lainnya tergantung warna mineral
tambahannya. Struktur : masif, kadang-kadang berfoliasi. Tekstur : granoblastik
tipe mosaik, kadang-kadang sacaroidal. Metamorfosa : regional dan termal
Serpentinit
(Serpentinite)
Mineral
utama : serpentin, mineral tambahan : mineral bijih, mineral sisa : olivin,
piroksen. Warna : hijau terang – hijau kekuningan. Struktur : masif,
kadang-kadang terdapat struktur sisa dari peridotit. Tekstur : lamelar,
selular, tekstur sisa dari piroksen (bastit). Metamorfosa : regional
Amfibolit
(Amphybolite)
Mineral utama : amfibol (horblenda),
plagioklas, mineral tambahan : kuarsa, epidot, klorit, biotit, garnet, mineral
bijih. Warna : hijau/hitam bintik-bintik putih atau kuning. Struktur : masif
atau berfoliasi, kadang-kadang ada struktur sisa dari metagabro atau meta lava
basal. Tekstur : idioblastik/nematoblastik, kadang-kadang poikiloblastik
(plagioklas), lepido-blastik (biotit), porfiroblastik (garnet), berukuran
sedang-kasar. Metamorfosa : regional
Granulit
(Granulite)
Mineral utama : kuarsa, k-felspar,
plagioklas, garnet, piroksen, sedikit mika. Warna : bervariasi dari terang
sampai gelap, tergantung mineralnya. Struktur : masif dengan besar butir
bervariasi. Tekstur : granoblastik, gneisosa seringkali mineral kuarsa
berbentuk pipih, berukuran sedang-kasar. Metamorfosa : regional Eklogit
(Eklogite) Batuan metamorf berkomposisi basik, mineral utama : piroksen ompasit
(klinopiroksen/diopid yang kaya sodium dan aluminium), garnet kaya pyrope,
kuarsa. Warna : hijau-merah dengan bintik-bintik. Struktur : masif dengan besar
butir bervariasi. Tekstur : granoblastik seringkali porfiroblastik, berukuran
sedang-kasar. Metamorfosa : regional
Marmer
(Marble)
Mineral utama : kalsit; kadang-kadang dolomit, piroksen, amfibol, flogopit, ada mineral bijih atau oksida besi. Warna : putih dengan garis-garis hijau, abu-abu, coklat dan merah. Struktur : masif dengan besar butir bervariasi. Tekstur : granoblastik dengan tekstur sacaroidal. Metamorfosa : kontak dan regional
Mineral utama : kalsit; kadang-kadang dolomit, piroksen, amfibol, flogopit, ada mineral bijih atau oksida besi. Warna : putih dengan garis-garis hijau, abu-abu, coklat dan merah. Struktur : masif dengan besar butir bervariasi. Tekstur : granoblastik dengan tekstur sacaroidal. Metamorfosa : kontak dan regional
Hornfels
(Hornfels)
Mineral
utama : andalusit, silimanit, kordierit, biotit, k-felsfar. Warna : terang,
merah, coklat, ungu dan hijau. Struktur : masif kadang-kadang dengan sisa
foliasi. Tekstur : hornfelsik, granoblastik, poikiloblastik, kadang-kadang
porfiroblastik, dengan tekstur mosaik, butiran ekuidimensional, tidak
berorientasi, butiran halus. Metamorfosa : kontak.
DIAGRAM
ALIR DESKRIPSI BATUAN METAMORF
Batuan
metamorf yang umum dibagi menjadi :
1. Batuan
Berfoliasi (Foliated Rocks)
Contoh :
Batusabak (slate), Filit (phyllite), Sekis, Genes (geneiss),.
2. Batuan
Tidak Berfoliasi (Nonfoliated Rocks)
Contoh : Marmer, Kuarsit
0 komentar:
Posting Komentar