Bulan pernah terbelah. Yup. Seorang teman saya mengatakan ke Saya kalau dia punya bukti bulan pernah terbelah. Saya skeptik waktu itu. Beliau mengatakan profesor geologi bernama Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menemukannya dan ia menunjukkan fotonya. Ini fotonya

Nah, sebagai pemikir kritis, apa yang pertama anda lakukan?
Pertama, meminta klarifikasi dengan memberikan pertanyaan.
Kedua, memeriksa bukti.
Ketiga, memeriksa kesesuaian bukti yang diberikan dengan pengetahuan sebelumnya.
Keempat, memeriksa kredibilitas sumber bukti.
Kelima, melakukan pengamatan sendiri.
Keenam, melakukan induksi dan deduksi.
Ketujuh, membuat dan menilai kesimpulan.
Kedelapan, menemukan definisi.
Kesembilan, menemukan asumsi.
Kesepuluh, menemukan alternatif ketiga dan seterusnya.
Kesebelas, menetapkan posisi.
Karakteristik di atas adalah langkah umum berpikir kritis.
Banyak ahli berpendapat berbeda mengenai langkah apa, tapi ini adalah
yang umum di kalangan ilmiah. Sumbernya dari pakar berpikir kritis
bernama Ennis.
Sekarang kita terapkan pada kasus klaim bulan pernah terbelah.
- Mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan
yang langsung muncul begitu klaim ini diajukan ke saya adalah apa
buktinya? Dan beliau memberikan sebuah foto dan sebuah nama. Oke, ada
yang lain? Penemuan rilles oleh NASA pada tahun 1970. Sip. Sekarang
langkah kedua.
- Memeriksa bukti.
Foto
bulan pernah terbelah seperti di atas merupakan satu saja dari sekian
banyak foto bulan. Sekarang apakah foto tersebut menunjukkan benda
pernah terbelah? Bila anda memiliki sebuah benda bulat, terbelah dua,
lalu disatukan kembali, apa tampilan morfologi yang akan tampak jelas
pada benda tersebut? dia akan memiliki celah yang dalam dan
menghubungkan satu celah dengan celah bekas bukaan lainnya yang ada di
sebelah belakangnya. Adakah bukti ini diberikan selain foto di atas?
Nope.
Kemudian tentang sumber klaim,
sang profesor. Itu nanti saja di bagian lain membahasnya. Dan terakhir
foto penemuan rilles tahun 1970 oleh Asosiasi Geofisika Amerika. Dari
tahunnya kedengaran sangat kuno. Orang sudah maju sekarang dalam
astronomi. Saat itu asal usul rilles tidak diketahui orang, sekarang
kita sudah banyak tahu. Let me tell you.
- Pengetahuan yang telah ada
Rille
adalah sebuah lembah panjang dipermukaan bulan. Ada banyak rille. Rille
Hadley, berupa lembah yang panjangnya 125 km, dalamnya 400 m dan
lebarnya hampir 1500 m di daerah terlebarnya. Ia terbentuk dari lava
basaltik cair yang mengikis permukaan bulan sepanjang basis Apennine
Front (yang dijelajahi oleh para astronot Apollo 15 tahun 1971)
Gagasan
kalau rille adalah bekas terbelahnya bulan tidak ditemukan dalam
pendapat ilmuan. Hipotesis yang ada pada saat ditemukannya rille adalah
ia merupakan retakan di permukaan bulan. William Pickering berpendapat
kalau itu adalah aliran air. Dan akhirnya, para ilmuan berdebat dan
dukungan bukti terkuat yang menjadi teori standar sekarang adalah bahwa
rille merupakan bekas aliran lava di sepanjang permukaan atau di bawah
tanah bulan (tabung lava) yang kemudian runtuh dan terlihat dari
permukaan.
Rille di Lembah Schroeter
lebih besar dan lebih panjang dari rille apapun yang ada di bumi. Hal
ini karena permukaan bumi memiliki atmosfer sehingga lava yang mengalir
di permukaan bumi tetap mempertahankan panasnya. Atmosfer bersifat
isolator. Di bulan, tidak ada atmosfer. Panas dapat dengan sangat mudah
lepas. Di bumi, saat lava mengalir dalam jarak yang panjang (beberapa
puluh kilometer), pendinginan di permukaannya menyebabkan “atap”
terbentuk. Akibatnya bagian cair hanya mengalir di bawahnya dan
membentuk tabung lava. Dan ini mengapa tabung lava dapat mencapai
panjang yang lebih jauh lagi daripada di permukaan bumi.
Gambar
berikut menunjukkan tabung lava terpanjang di bumi, yang berada di
Barker’s Cave Australia. Panjangnya 35 km dan tingginya 35 meter. Alasan
kenapa ia bisa sepanjang ini adalah adanya kerak isolasi yang terbentuk
di permukaannya, sehingga lava dibawahnya mampu mempertahankan panas
dan terus mengalir di bawah permukaan. Tidak ada peristiwa demikian
terjadi di Lembah Schroeter: Mustahil mempeertahankan atap batuan
selebar 1 kilometer, dan tidak ada bukti keruntuhan atap.
Dalam
penelitian Strain dan El Baz (1976), lima rille sinus di dataran basal
daerah pegunugan Harbinger bulan dipelajari. Data topografi lengkapnya
dibuat dan mereka mempelajari secara detil rille yang ada. Panjang rille
mulai dari 12 hingga 79 km dan lebarnya dari 0.8 hingga 4.8
km.Kedalamannya beragam dari 100 hingga 300 meter dan rille tampak
semakin dangkal ke utara. Ujung selatan rille dicirikan oleh depresi
dari sirkular hingga menanjak yang terjadi pada sebuah kubah berdiamater
30 km yang mungkin berasal dari letusan gunung berapi bulan. Studi
mereka menemukan kalau kemiringan adalah faktor yang menentukan arah
rille, bukannya pola struktur regional. Data topografis mendukung teori
kalau rille terbentuk dari saluran atau tabung lava.
Perlu
diperhatikan kalau rilles biasanya ditemukan di maria (dataran gelap
bulan). Ia hanya ada di daerah yang tidak turun naik, dan bentuk rilles
seperti ular. Persis seperti sungai yang ada di bumi, dan ini mengapa
pada awalnya ilmuan mengira kalau rille adalah sungai purba di bulan.
Walau begitu, sampel batuan yang dibawa ke Bumi menunjukkan tidak adanya
air dan studi-studi setelah Strain dan El-Baz (1976) menunjukkan kalau
ia aliran lava.
Rilles lain yang
sangat banyak ditemukan di kompleks Marius Hills di Oceanus Procellarum.
Kompleks ini terbangun lebih dari 50 gunung berapi. Keberadaan rille
yang sangat banyak di sekitar gunung berapi ini, sekali lagi, mendukung
teori kalau rille berasal dari aliran lava. Lebih jauh lagi, ilmuan
sudah menentukan kapan ini terjadi. Aliran lava yang membentuk rille
terjadi 3 hingga 4 miliar tahun lalu.
Dinding
rille di Lembah Schroeter juga miring dan dalam. Sekarang kemana
lavanya? Sebuah saluran air bisa membuat air terserap ke dalam tanah
atau menguap ke luar angkasa. Namun lava yang mengalir memakan materi
permukaan tentunya ada. Namun, yang ada di bulan, semata saluran seperti
ular yang terus berkelok hingga akhirnya lenyap begitu saja. Dan perlu
di ingat, kalau rille tidak menciptakan maria tempat ia berada. Ia
memotong maria yang sudah ada. Materi yang pernah berada di saluran ini
semata lenyap begitu saja.
Tampaknya,
hanya sebagian saja rille yang ada di bulan dihasilkan dari formasi
saluran lava. Ada tiga kategori rille, yaitu sinus, arkuata dan linier.
Dengan menelusuri rille, pada ujungnya kita akan mendapatkan sebuah
celah vulkanis tua. Rille di Vallis Schroteri yang berada di plato
Aristachus memang berujung di celah vulkanis tua, bukannya lenyap begitu
saja.
Perdebatan kalau rille adalah
saluran sungai, retakan ataupun aliran lava, sebenarnya ada sebelum misi
Apollo. Klaim kalau itu adalah tanda terbelahnya bulan belum ada hingga
Apollo mengambil potretnya dari dekat. Kenapa tiba-tiba muncul teori
ini? kita akan membahasnya dalam langkah menemukan asumsi.
Foto
yang diberikan teman saya, setelah diperiksa, ternyata berasal dari
potret Apollo 10. Ini adalah potret rilles linier Rima Ariadaeus. Karena
bentuknya yang linier, bagi orang awam tampak kalau ini berkas
terbelahnya bulan. Tapi, silakan zoom out menggunakan Google Earth
(ganti view menjadi Moon). Ini adalah sederetan screen shot yang saya
lakukan pada lokasi tersebut. Tampakkah ia seperti bekas terbelahnya
bulan?
Oh
iya, pola persegi panjang terang seperti plaster di atas itu bukan
bekas terbelahnya bulan loh. Itu citra terbaru satelit penjelajah bulan.
Google Earth selalu meng update tampilannya dan karenanya tingkat jelas
tidaknya beberapa lokasi tidak seragam.
Rima
Ariadaeus panjangnya lebih dari 300 meter. Rima ini termasuk bagian
yang relatif muda, karena hanya ada beberapa kawah yang menindihnya.
Ujung timur dari Rima ini adalah kawah Ariadaeus, seperti yang anda
lihat dalam foto.
Walau begitu,
tampaknya tidak ada asosiasi antara rima Ariadaeus dengan vulkanisme.
Para ilmuan berpendapat kalau ia adalah bentuk ekstrim dari evolusi
rille dengan sedikit sekali pengaruh vulkanisme. Gradasi ini adalah
rille linier (seperti Ariadaeus) yang sangat sedikit dipengaruhi
vulkanisme, rille melengkung yang sedang dipengaruhi, dan rille sinus
(seperti Schroteri) yang paling dipengaruhi oleh vulkanisme.
Lalu
apa penyebab adanya rima Ariadaeus kalau bukan vulkanisme? Apakah
karena bulan pernah terbelah? Tampaknya tidak sama sekali. Formasi
seperti Ariadaeus ada di bumi. Namanya Graben. Graben terbentuk saat
sebuah bagian kerak bumi (atau bulan) runtuh antara dua garis paralel.
Keberadaan graben merupakan indikasi adanya gaya tensi dan peregangan
kerak, bukannya kalau bumi atau bulan pernah terbelah. Kita punya banyak
graben terkenal di bumi. Bahkan, daratan terdalam di benua Afrika, yang
disebut depresi Afar, adalah sebuah graben. Lembah retakan di Afrika
Tengah adalah sederetan graben, yang memuat negara Kenya, Uganda,
Burundi, Rwanda dan Tanzania hingga ke Malawi. Apakah ini bukti bumi
pernah terbelah? Dimana bagian lain belahannya?
Yup. Untuk memeriksa ini, silakan lihat bagian belakang Ariadaeus, menembus bola bulan.
Lihat gambar di atas. Itu bagian belakang rima Ariadaeus. Apakah ada rille disana? Yang ada malah kawah besar.
- Kredibilitas sumber bukti
Saya
sudah memberikan sumber saya dalam referensi di bawah. Dari bidang
geologi, mineralogi, dan geokimia. Sekarang bagaimana dengan teman saya?
Ia hanya mengutip klaim yang dibawa tahun 1970 dengan referensi yang
tidak jelas dan sudah digugurkan. Ia juga merujuk pada seseorang bernama
Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, seorang profesor geologi dari Inggris. Di
dunia ilmiah, sangat wajar bila seorang akademisi seperti profesor,
apalagi dari negara maju, memiliki profil online langsung dari
universitasnya, dan seringkali disertai bahan kuliah atau artikel hasil
penelitian. Mari kita cari dengan bantuan google.
Menariknya
sang profesor memiliki situs tersendiri dan beberapa video di youtube
yang menunjukkan topik yang sama, bulan terbelah. Siapa sang profesor
ini? beliau adalah profesor geologi, kepala Komite Ilmiah dalam
keagungan Quran dan kemurnian Sunnah (Committee on Scientific Nations in
the Glorious Qur’an & Purity Sunnah), Konsul Agung Masalah Islam,
Kairo, Mesir.
Sekarang, sebagai
profesor tentunya ia punya hasil penelitian ilmiah yang dapat diperiksa.
Tapi mengejutkannya, situs beliau elnaggarzr.com, sama sekali tidak
memiliki referensi ilmiah, daftar publikasi ilmiah ataupun tulisan yang
bisa dikatakan ilmiah dengan mengutip sumber-sumber ilmiah, teori
ilmiah, metodologi dan penyajian data secara ilmiah. Situsnya justru
memuat beberapa artikel pengulangan yang sudah pernah ada sebelumnya
tanpa revisi baru dan juga ada bagian penjualan DVD online yang
menampilkan foto beliau. Lulusan mana, apa judul disertasinya, sama
sekali tidak ada.
Penelusuran lebih
jauh justru menemukannya CV nya pada sumber sekunder yang bisa anda
tebak, juga satu pandangan dengan sang profesor. http://www.irf.net/index.php?option=com_content&view=article&id=218%3Abio-data-zaghloul-al-najjar+&catid=57%3Aorators-international&Itemid=174
yang mengatakan kalau ia meraih doktor geologi dari University of
Wales. Beliau memiliki 25 penghargaan ilmiah, 16 diantaranya dari dunia
Arab, India dan komunitas muslim di Selandia Baru. Sisanya adalah
penghargaan di bidang perminyakan semata, bukannya sains planeter
seperti para profesor yang saya kutip di referensi. Dan dari sekian
banyak penghargaan ini, delapan memiliki predikat X-fellow. Saya tidak
tahu apa itu predikat x karena setelah melihat ke situs asosiasi
terkait, tidak ada yang namanya x fellow. Mungkin yang dimaksud adalah
bekas anggota. Pertanyaan lebih jauh mungkin adalah kenapa ia berstatus
bekas anggota? Apakah bekas anggota termasuk sebuah penghargaan?
Bagaimana seandainya anda dikeluarkan dari sekolah dan status anda bekas
siswa di sekolah tersebut, dan ini menunjukkan sebuah penghargaan?
Perlu diketahui kalau dalam masyarakat ilmiah, umumnya keanggotaan
ditentukan oleh sumbangsih orang tersebut dalam keilmuan. Bila seorang
anggota tidak memberikan sumbangan ilmiah apapun (artikel ilmiah, hasil
dan laporan penelitian) maka keanggotaannya dapat dicabut. Sekarang anda
bisa menduga kenapa status beliau bertanda X.
Saya
tidak terkesan saat teori bulan terbelah hanya didukung bukti anekdot,
tanpa bukti ilmiah sama sekali. Satu-satunya bukti yang saya dapatkan
hanya sebuah foto dan cerita anekdotal. Klaim seperti ini tidak perlu
dianggap serius bagi kalangan ilmiah. Jika klaim seperti ini dianggap
serius, maka begitu juga astrologi, ramalan garis tangan, segitiga
bermuda, penampakan big foot atau penculikan UFO.
Sebuah
klaim luar biasa, yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan kita
sebelumnya, membutuhkan bukti yang luar biasa pula. Ia harus disertai
dengan bukti yang bahkan tidak dapat dijelaskan dengan teori alternatif.
Dan dalam kasus kita, kita punya banyak teori alternatif mengenai
rilles.
- Tapi bagaimana seandainya benar kalau bulan pernah terbelah?
Yup.
Walaupun tanpa bukti, hal tersebut bukanlah bukti ketiadaan. Seorang
anak kecilpun saat bicara kalau 1+1= 2 harus diterima sebagai kebenaran,
walaupun kita jauh lebih pintar (tapi percaya kalau 1 + 1 = 3). Jadi
mari kita periksa, bagaimana seandainya benar kalau bulan pernah
terbelah.
Pertama yang paling tidak
masuk akal adalah : Bagaimana bulan yang terbelah bisa menyatu lagi?
Tidak ada bukti apapun dalam benda langit apapun di alam semesta kalau
ada benda astronomis yang berderai mampu menyatu kembali.
Kedua,
bagaimana mungkin bulan terbelah tanpa efek sama sekali yang tercatat
sejarah? Gravitasi bulan seperenam kali bumi, dan ini bukan massa yang
kecil.
Lagi pula banyak orang seperti
sang profesor mengatakan kalau bumi ini sesuatu yang sangat istimewa.
Luar biasa hebatnya dengan keseimbangan dahsyat, salah satunya
keberadaan bulan. Entah mengapa kalau bulan terbelah, keseimbangan
tersebut tidak terganggu sama sekali.
Yang
jelas diketahui umum adalah peran bulan sebagai pelindung bumi. Saat
ada benda cukup besar mendekati bumi, seperti asteroid atau komet, bulan
kadang menariknya terlebih dahulu dan mengorbankan diri untuk
mendapatkan hantaman tersebut. Itu mengapa wajah bulan begitu penuh
dengan kawah tumbukan.
Beberapa memang ada yang meleset dari perisai bulan. Meteor besar di
zaman dinosaurus misalnya, memusnahkan habis 98% spesies yang ada di
bumi. Bagaimana seandainya kalau bulan sendiri yang terbelah? Bukan
hanya gravitasi belahan bulan tidak mampu menarik asteroid yang berusaha
menerjang bumi, potongan bulan sendiri lah yang akan menerjang bumi.
Mengejutkannya,
ini tak pernah tercatat dalam sejarah. Tidak ada peristiwa runtuhnya
bulan selain yang diketahui orang Arab. Apakah hanya dari Arab saja
bulan terlihat terbelah?
Jika bulan
terbelah. Akan ada catatan geologi yang sangat jelas. Entah itu deposit
batuan bulan di bumi akibat meteor dari pecahan bulan, entah itu
peristiwa runtuhnya ekosistem akibat berkurangnya efek pasang surut di
lautan yang terekam dalam kelimpahan fauna dan flora pesisir pantai,
entah itu pergeseran orbit bumi beberapa km jauhnya yang kemudian
berpengaruh pada perubahan musim dan panjang hari di bumi. Tapi
hebatnya, sang profesor geologi ini tidak mengajukan bukti adanya hal
ini. Dia hanya mengatakan “Lihat foto ini!” Kemana ilmu geologinya?
Orang
yang paham sains tentunya setuju kalau peristiwa besar seperti
terbelahnya bulan akan sangat berpengaruh bagi kehidupan di bumi. Kita
tahu kalau bulan paling tidak berpengaruh dalam beberapa hal yang vital
bagi kita. Paling tidak, kalender akan berubah.
Sang
profesor geologi seharusnya paham mengenai efek dari hal ini. Saat
bulan terbelah, sebagian dari massanya akan tertarik gravitasi bumi dan
cukup kuat untuk menyebabkan gempa bumi dan menghancurkan negara yang
ditimpanya. Bila ia menghantam air, akan ada tsunami dan kehancuran
dalam kehidupan kita lebih parah lagi. Gunung berapi (ini masalah
geologi) akan meletus karena perutnya ditumbuk getaran runtuhan bulan.
Akibatnya awan piroklastik dan lumpur panas mengalir ke kota-kota
sekitarnya. Awan akan menutupi sinar matahari dan mendinginkan bumi
beberapa derajat. Dalam beberapa tahun, walaupun bulan sudah disatukan
entah bagaimana, bumi sudah kehilangan keseimbangan rotasi relatifnya
dan mulai menghabisi manusia yang tersisa dengan gejolak cuaca.
Bahkan
seandainya sisa pembelahan bulan tersebut tidak ada yang cukup mampu
menerobos atmosfer bumi, partikelnya yang kecil akan menaburi atmosfer
bumi dan menutupi matahari. Tanaman akan segera mati dan tak berapa lama
kemudian rantai makanan di atasnya, termasuk kita, akan mati kelaparan.
Mungkin
saja, dengan teknologi sekarang, kita akan dapat bertahan hidup. Tapi
dengan teknologi masa lalu (karena peristiwa ini terjadi di masa lalu,
sekitar 1500 tahun lalu)? Saya sangat tidak yakin.
- Membuat induksi-deduksi
Jika
peristiwa terbelahnya bulan adalah proses ajaib, dan peristiwa
menyatunya bulan adalah proses ajaib, kenapa pula sang profesor butuh
penjelasan ilmiah saat ia bicara bukti terjadinya pembelahan bulan.
Kenapa tidak biarkan saja seluruh masalah ini dalam ruang berjudul
“keajaiban”. Tampaknya seandainya nanti ada satu dua indikasi saja yang
tidak dapat dijelaskan sains, sang profesor langsung melangkah kedepan
dan mengatakan ini bukti ilmiah dari “keajaiban” nya.
- Membuat dan menilai kesimpulan
Berdasarkan
fakta ilmiah yang ada dan semuanya mendukung kalau bulan tidak pernah
terbelah, maka bagi orang yang benar-benar berpikir ilmiah, ia akan
menerima kalau bulan tidak pernah terbelah.
- Menemukan definisi
Mungkinkah
apa yang dimaksud “bulan terbelah” oleh sang profesor tersebut berbeda
dengan definisi terbelah secara umumnya? Lalu apa definisinya?
Jangan-jangan karena definisi “membelah bulan” adalah istilah psikologis
dari delusi kalau bulan terbelah. Atau hal ini semata pembenaran saja.
- Menemukan asumsi
Asumsi
dari profesor ini sangat jelas. Beliau berasumsi kalau pengetahuan masa
lalu itu lebih baik dari masa kini. Dia percaya kalau cerita yang
didapatkannya dari orang tuanya, keluarganya, atau siapapun yang ia
percaya secara kharismatik, adalah benar. Ia hanya percaya, tidak perlu
bukti. Sekarang yang harus ia cari adalah pembenaran agar ia semakin
yakin. Ia sebenarnya ragu jika tidak ada dukungan dari sains, karenanya
ia mencari sedikit cahaya dalam sains. Dan sedikit cahaya, seperti foto
rilles di bulan, sudah cukup baginya untuk merasa tenang kalau
keyakinannya benar. Ini cara yang salah untuk memeriksa keyakinan.
Untuk memeriksa keyakinan, kita harus langsung pada keyakinan tersebut,
bukan memberi asumsi kalau keyakinan tersebut benar, kemudian mencoba
meyakinkan diri kita kalau itu memang benar.
- Alternatif ketiga
Sesungguhnya
kita sudah punya banyak alternatif teori selain semata teori bumi
terbelah yang non ilmiah. Benar kalau sains belum mampu menjelaskan
seratus persen apa saja yang pernah terjadi di bulan. Tapi apakah jumlah
pengetahuan yang kita miliki sekarang jauh lebih sedikit daripada
pengetahuan yang kita miliki di masa lalu, sedemikian hingga cukup foto
semata, mampu membuat teorinya sejajar dengan alternatif teori lain yang
penuh dukungan ilmiah, seperti teori kalau rilles adalah bekas aliran
sungai, kalau rilles adalah retakan permukaan bulan, atau kalau rilles
adalah bekas aliran lava. Kita punya rilles di bulan, tapi kita punya
rilles juga di bumi dan planet lainnya di tata surya. Ada pola serupa di
Venus, di Mars, di Phobos (bulannya Mars), dan di Ariel (bulannya
Uranus). Apakah ini berarti kalau keempat benda langit ini juga pernah
terbelah?
- Menetapkan posisis
Sudah jelas posisi saya. Bila anda cukup teliti membaca di atas. Bulan pernah terbelah hanyalah khayalan, tidak lebih.
Referensi
Burns J., Matthews M., eds. 1986. Satellites. Tucson : University of Arizona Press.
Condie K. 1989. Plate Tectonics and Crustal Evolution. New York : Pergamon
Head,
J.W., Wilson, L., Anderson, K.A., Lin, R.P. 1997. Lunar linear rilles,
models of dike emplacement and associated magnetization features. Conference Paper, 28th Annual Lunar and Planetary Science Conference, p. 541.
Heiken, G.H., Vaniman, D.T., French, B.M. et al. 1991. The Lunar Sourcebook: A User’s Guide to the Moon, New York : Cambridge University Press
Rothery D. 1992. Satellites of the Outer Planets. Oxford : Clarendon Press.
Spudis, P. D. 2004. Moon. World Book Online Reference Center. World Book, Inc.
Strain, P.L., El-Baz, F. 1976. Topography of sinous rilles in the Harbinger Mountains region of the moon. Earth, Moon and Planets Journal. Vol. 16, No. 2/ March, 1977.
Taylor, G.J. 1998. Origin of the Earth and Moon. Planetary Science Research Discoveries.
Wieczorek, M., et al. 2006. The constitution and structure of the lunar interior. Reviews in Mineralogy and Geochemistry 60: 221–364
0 komentar:
Posting Komentar