Proposal Usaha Budi Daya Lidah Buaya

| Kamis, 19 Januari 2017



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Banyak komoditas pertanian yang masih belum berkembang untuk pengolahan manfaatnya. Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang memiliki banyak keistimewaan. Ditinjau dari segi budi daya, tanaman ini mudah diperbanyak dan tidak memerlukan pemeliharaan intensif. Berdasarkan manfaatnya, lidah buaya banyak dibutuhkan sebagai bahan baku industri obat (farmasi) dan bahan kosmetik. Selain itu, lidah buaya dapat dibuat menjadi aneka olahan makanan dan minuman. Karekteristik fisik lidah buaya yang khas menjadikan pilihan maupun pelengkap bagi para pencinta tanaman hias. Karena itu, lidah buaya dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang mudah dikelola, baik skala rumah tangga, industry kecil, menengah, maupun besar.
Pengelolahan lidah buaya di bidang agroindustri salah satunya dengan membuat aneka makanan dan minuman seperti selai, teh lidah buaya, serbat, tepung lidah buaya, dan nata de aloevera. Nata de Aloevera adalah salah satu produk agroindustri berbahan dasar lidah buaya yang sudah dikenal luas. Untuk itu makalah ini membahas lebih dalam tentang pembudidayaan lidah buaya.

1.2         TUJUAN
-       Mengetahui komponen kimia Lidah buaya dan manfaatnya.
-       Mengetahui kandungan nutrisi Lidah buaya.
-       Mengetahui efek samping dari mengkonsumsi lidah buaya yang berlebihan.
-       Mengetahui cara pembudidayaan Lidah buaya.

1.3         TEMPAT PENGOLAHAN
Pembudidayaan lidah buaya ini dilakukan di tanah lapang, karena pembudidayaan ini membutuhkan lahan yang luas demi belangsungnya kehidupan lidah buaya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembatasan Istilah
2.1.1 Lidah Buaya
Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Lidah buaya merupakan tanaman sukulen yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat (farmasi), bahan kosmetika, serta bahan baku produk olahan makanan dan minuman. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.
Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3 beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah.

2.1.2 Daging Lidah Buaya
Daging Aloe vera / lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.

2.1.3 Efek Samping Mengkonsumsi Lidah Buaya
 Selain memiliki berbagai manfaat, lidah buaya kadang-kadang dapat menimbulkan efek samping. Jika pemakaian lidah buaya mengakibatkan efek samping, hentikan konsumsinya sesegera mungkin dan berkonsultasi ke dokter. Beberapa efek samping mengkonsumsi lidah buaya :
1.      Urine berwarna merah muda (pink) atau merah. Jika hai ini terjadi, harus segera berkonsultasi dengan dokter.
2.      Konsumsi lidah buaya yang sangat berlebihan diduga dapat mengakibatkan dehidrasi, kejang perut atau kejang usus.
3.      Diare yang akut atau jantung berdebar karena kurangnya kadar kalium dalam darah.

Berikut ini sebagian orang yang sebaiknya tidak mengkonsumsi lidah buaya :
1.      Anak-anak di bawah usia 12 tahun.
2.      Wanita hamil atau merencanakan kehamilan.
3.      Wanita yang sedang haid dengan pengeluaran yang sangat banyak.
4.      Ibu menyusui.
5.      Orang yang mengalami gangguan perut dan usus.
6.      Pengidap penyakit kronis.
7.      Orang yang mengkonsumsi obat jantung antiaritmia.
8.      Orang yang setelah operasi laparotomi.

2.2 Kajian Teori
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dewasa ini merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan. Hal tersebut mengingat potensi sumber daya alam Indonesia yang telah terbukti sangat sesuai untuk budidaya tanaman lidah buaya, yaitu seperti yang telah ditunjukkan dari pengalaman budidaya tanaman tersebut di berbagai daerah terutama di pulau Jawa dan Kalimantan.. Beberapa keunggulan komparatif dari tanaman lidah buaya antara lain pemeliharaannya yang relatif mudah, produksi relatif lebih tahan lama dari pada produk hortikultura lainnya (tidak mudah busuk) dan gangguan hama/penyakit relatif kecil. Prospek pengusahaan tanaman ini juga ditunjang dengan kenyataan bukti-bukti manfaat dan kegunaan lidah buaya yang sangat luas serta permintaan pasar yang cukup besar terhadap komoditas tersebut.
Lidah buaya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup lengkap antara lain vitamin A, B1, B2, B3, B21, C E dan kandungan Choline, Inositol, dan Folic acid. Sedangkan kandungan mineralnya antara lain Calcium, Magnesium, Potassium, Sodium, Iron, Zinc, dan Chromium. Enzim yang terkandung dalam lidah buaya antara lain Amylase, Catalase, Cellulose, Carboxypeptidase, Carboxyhelolase, dan Brandykinase. Selain itu lidah buaya mengandung Asam Amino yaitu Arginine, Asparagin, Asparatic Acid, Analine, Serine, Valine, Glutamat, Threonine, Glycine, Lycine, Yrozine, Proline, Histidine, Leucine, dan Isoliucine (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Barat, 1998).

Bagian-bagian dari lidah buaya yang digunakan yaitu :
 (1) Daun dapat digunakan langsung baik secara tradisional maupun dalan bentuk ekstraknya.
(2) Eksudat atau getah daun yang keluar bila dipotong, rasa pahit dan kental secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut, penyembuhan luka dan sebagainya.
(3) Gel bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan, bersifat mendinginkan, dan mudah rusak sehingga dibutuhkan proses pengolahan yang lebih lanjut agardiperoleh gel yang stabil dan tahan lama.

Tanaman lidah buaya memiliki berbagai kegunaan diantaranya :
1.      Makanan dan minuman:
Lidah buaya dapat dimakan secara langsung atau diolah menjadi nata de aloe, dawet, dodol, selai dan lain-lain.

2.      Pengobatan :
o Laksatif
o Penghilang sakit karena gigitan serangga
o Obat asma dan batuk
o Penyembuh luka
o Anti infeksi
o Obat rematik dan arthritis
o Hepatoprotektor
o Immunomodulator

3.      Kosmetika/Kecantikan :
o Pelembab alami
o Anti inflamasi
o Anti ageing
o Tabir surya alami
o Efek “soothing” dan “cooling”


















BAB III
METODE DAN RENCANA USAHA

3.1         Budidaya Lidah Buaya Secara Konvensional
3.1.1        Pengolahan Lahan
Bajak atau cangkul tanah beberapa kali hingga kedalaman 30 cm dan menjadi gembur, kemudian buat bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-200 cm dan tinggi 30-40 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jarak antarbedengan 30-40 cm. Atur drainase tanah untuk mencegah penggenangan air dan aerasi tanah untuk menjaga pertukaran udara di dalam tanah. Sebarkan pupuk kandang dan sekam pada permukaan bedengan. Jika perlu, tambahkan juga urea secukupnya. Rapikan permukan bedengan dengan cangkul.

3.1.2        Pembibitan dan Pendederan
Ambil bibit dari anakan yang berada di sekitar induknya. Pemisahan anakan ini juga sangat penting agar tanaman lidah buaya ini dapat tumbuh besar. Anakan muncul dari tanaman induk pada usia 5-6 bulan. Anakan yang layak dijadikan bibit berukuran sebesar ibuu jari dengan tinggi 10-20 cm. Satu batang induk dapat menghasilkan 5-8 anakan.
Untuk memperoleh bibit yang baik, lakukan pendederan anakan hingga akar tanaman terlihat kuat. Lama pendederan biasanya 3-4 minggu. Tanah pendederan dapat dicampur dengan pupuk kandang atau kompos agar lebih subur dan gembur. Sebelum ditanam di lahan, anakan ini anakan ini ditanam di polibag kecil agar akarnya tumbuh banyak dan siap dipindahkan ke lapangan.

3.1.3        Penanaman
Jarak tanam lidah buaya umumnya 80 x 80 cm dengan pola zig-zag (berrliku), sehingga populasi per hektare lahan sekitar 7000-10.000 pohon. Bibit lidah buaya ditanam dalam lubang yang kedalamannya sekitar 10 cm. Namun sebelumnya ( 1-2 minggu sebelum tanam ), lubang tersebut diberi pupuk kandang sebanyak 1,5 kg per lubang.
3.1.4        Pemeliharaan Tanaman
1.      Pemupukan
Setelah tanaman berumur 3-5 minggu, berikan pupuk urea sebanyak 25-50 kg/hektare dan pupuk KCI sebanyak 75-150 kg/hektare. Setelah tanaman berumur 8-10 minggu, berikan pupuk susulan ures sebanyak 25-50 kg/hektare dan pupuk KCI sebanyak 75-150 kg/hektare. Pupuk diberikan disekeliling tanaman yang telah digali sedalam 8-10 cm. Ulangi pemupukan urea serta KCI pada tahun ke-2 dan ke-3, dosisnya sama dengan tahun pertama.
2.      Penyulaman dan Penyiangan
Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang mati atau kurang baik pertumbuhannya dengan tanaman baru setelah berumur 1-2 minggu. Sementara itu, penyiangan dilakukan dengan cara memberantas gulma yang mengganggu tanaman.
3.      Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara memperdalam saluran dengan menaikkan tanah ke dalam bedengan. Pembubunan biasanya dilakukan saat penyiangan kedua atau saat tanaman berumur 8-10 mingu.
4.      Pemberian Mulsa
Mulsa berasal dari serasah atau jerami padi kering (mulsa organik) yang dihamparkan di sekitar lingkungan pertanaman. Mulsa diberikan bersamaan saat penanaman lidah buaya.
5.      Peremajaan Kebun
Peremajaaan kebun dilakukan pada umur tanaman 5 tahun atau saat tanaman terlihat tinggi batangnya dan mulai rebah. Caranya dengan memotong batang yang sudah mulai rebah kemudian menancapkan kembali ke dalam tanah.




3.2    Analisis Usaha Budi Daya Lidah Buaya
3.2.1   Asumsi
Berikut beberapa asumsi yang digunakan pada analisis usaha budi daya lidah buaya :
1.      Varietas lidah buaya yang ditanam adalah Aloe chinensis.
2.      Lidah buaya mulai panen pada bulan terakhir tahun ke-1. Data tahun berikutnya lidah buaya dipanen sebanyak 12 kali/tahun hingga taun ke-4. Setelah tahun ke-4 dilakukan peremajaan lidah buaya.
3.      Seluruh biaya dan harga jual lidah buaya dianggap konstan mulai dari tahun ke-1 hingga tahun ke-4.
4.      Biaya investasi tidak dihitung pada tahun ke-2, 3, dan 4.
5.      Produksi panen setiap tahun dianggap sama.
6.      Analisia titik impas dan analisis tingkat efisiensi penggunaan modal dihitung dari tahun ke-2.
7.      Lahan penanaman seluas satu hektare.
8.      Sistem budi daya tidak menggunakan mulsa plastik.
9.      Penanaman lidah buaya silakukan secara intensif di lahan kebun.
10.  Produksi setiap panen 8000 kg/hektare.
11.  Harga jual pelepah lidah buaya di tingkat petani Rp. 1.200/kg.
12.  Tenaga kerja diperhitungkan dalam satuan hari kerja (HOK = Hari Orang Kerja) setara pria, 1 HOK sama dengan 8 jam/hari.
13.  Biaya tak terduga diperhitungkan sebesar 10% dari biaya produksi.

3.2.2   Rincian Biaya Tahun ke-1
Uraian
Volume
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
A.


Sarana Produksi
- Bibit lidah buaya
- Pupuk NPK
- Pestisida

1000 batang
10 kg
2 liter

750
10.000
100.000

7.500.000
1.000.000
200.000
Jumlah A                                                                                                 8. 700.000






B.
Pengolahan Lahan
1 paket
5.000.000
5.000.000
Jumlah B                                                                                        5.000.000
C.
Peralatan
(cangkul, parang,
 sprayer, dsb)


1 paket


1.500.000


1.500.000
Jumlah C                                                                                        1.500.000                 
D.
Biaya penyusutan
alat

10%

1.500.000

150.000
Jumlah D                                                                                           150.000
E.
Lain-lain
-    Sewa lahan
-    Teknisi kebun
-    Transportasi
-    Pajak Bumi dan
   bangunan (PBB)
   


1 tahun

2.000.000

3.600.000

2.400.000

100.000


2.000.000

3.600.000

2.400.000

100.000


Jumlah E                                                                                         8.100.000
F.


F1
Biaya Pemeliharaan Selama 1 Tahun


Sarana Produksi

-  Pupuk NPK
-  Pestisida









600 kg
6 liter


10.000
100.000


6000.000
600.000
Jumlah F1                                                                                       6.600.000














F2
Upah Tenaga Kerja:

-    Penyiangan
gulma 1 dan 2

-    Penanaman

-    Pengendalian
hama & penyakit

-    Pembersihan
saluran drainase

-    Pembubunan

-    Panen

-    pengangkutan



30 HOK




10 HOK


30 HOK



45 HOK




45 HOK


5 HOK


5 HOK





20.000




20.000


20.000



20.000




20.000


20.000


20.000













600.000




200.000


600.000



900.000




900.000


100.000


100.000







Junlah F2                                                                                        3.400.000
Jumlah F1 + F2                                                                            10.000.000

Biaya investasi (A+B+C)                                       = Rp. 15.200.000
Biaya tetap (D+E)                                                  = Rp. 8.250.000
Biaya variabel (F)                                                  = Rp. 10.000.000
Produksi                                                                 = 8000 kg
Jumlah panen tahun ke-1                                       = 1 kali
Harga jual                                                               = Rp. 1200/kg

1.      Biaya
-  Biaya produksi        = Biaya investasi + Biaya tetap + Biaya variabel
                                   = Rp.15.200.000 + Rp.8.250.000 + Rp.10.000.000
                                   = Rp.33.450.000
-  Biaya tak terduga    = 10% x Biaya produksi
                             = 10% x Rp.33.450.000
                             = Rp.3.345.000
-  Total Biaya              = Biaya produksi + Biaya tak terduga
                             = Rp.33.450.000 + Rp.3.345.000
                             = Rp.36.795.000

2.      Pendapatan dan Keuntungan
-  Pendapatan tahun ke-1   = Jumlah panen tahun ke-1 x Produksi x Harga Jual
                                     = 12 x 8000 kg x Rp.1.200/kg
                                     = Rp.115.200.000
-  Keuntungan tahun ke-1  = Pendapatan tahun ke-1 – Total biaya
                                     = Rp.115.200.000– Rp. 36.895.000
                                     = Rp.78.305.000

3.      Studi kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha atau Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) dihitung berdasarkan perbandingan antara pendapatan total dan total biaya yang dikeluarkan.
R/C Ratio  = Pendapatan / Biaya produksi [C+D+(A+B+E+F)]
                  = Rp.115.200.000 / Rp.33.450.00
                  = 34,439

Nilai R/C Ratio tahun ke-1 adalah 34,349 (jika dibulatkan menjadi 34,44). Artinya pada tahun ke-1, budi daya lidah buaya ini sudah mengahasilkan keuntungan yang lumayan besar.

BAB IV
RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
           
Keberhasilan suatu kegiatan usaha tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan aspek produksinya. Keberhasilan dalam aspek pemasaran sangat menentukan dan juga berperan penting dalam keberlangsungan dari suatu usaha. Aspek produksi dan pemasaran merupakan dua aspek yang berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Kondisi ini sangat menentukan efisiensi dalam memproduksi suatu produk, termasuk produk pertanian. Selain itu, pihak pemasaran juga harus melakukan riset terhadap keterjangkauan harga dan kepuasan konsumen agar siklus pemasaran tetap berjalan baik.
Dilihat dari aspek produksi, produk pertanian umumnya memiliki karakteristik yang rentan terhadap kerusakan, memiliki ukuran yang besar per tumpukan, dan kualitas hasil yang sangat beragam. Untuk menyiasati ketiga sifattersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.      Waktu budi daya dan panen yang tepat.
2.      Cara dan alat panen yang tepat.
3.      Penanganan pascapanen
4.      Pengolahan hasil pertanian yang tepat dan sesuai dengan jenis produknya.

Lidah buaya merupakan salah satu komoditas spesifik pertanian yang mempunyai potensi dan peluang usuha yang cukup besar. Dalam pengembangan usaha lidah buaya ini selain dijual dalam bentuk pelepah segar (bahan baku) ke pasar lokal, lidah buaya juga bisa dijual berupa hasil olahannya seperti :
1.      Minuman lidah buaya : Nata de Aloe Vera, teh lidah buaya, sari lidah buaya, lidah buaya instan, serbat lidah buaya, cendol lidah buaya, sirup lidah buaya, dll.
2.      Makanan lidah buaya : kerupuk lidah buaya, selai lidah buaya, dodol lidah buaya, jeli lidah buaya, Aloe Leather, dll.

Dengan berbagai macam inovasi tersebut, itu akan membuat usaha budi daya lidah buaya yang dijalani ini menjadi lebih berkembang dan dapat meningkatkan sumber pendapatannya.

          Selain itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif. Berikut berbagai hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk membantu para penlaku usaha lidah buaya :
1.      Memberikan informasi pemasaran yang mudah diakses dan dipahami oleh petani dan pelaku usaha lidah buaya.
2.      Memudahkan dalam proses perizinan, baik untuk industri, perdagangan, maupun kesehetan.
3.      Menyederhanakan regulasi perdagangan domestik dan ekspor.
4.      Menstimulasi modal bagi pelaku usaha dengan didahului oleh pembekalan teknis atau manajemen bagi petani dan calon pelaku usaha. Disertai dengan langkah penyusunan rencana usaha lidah buaya yang rasional, sistematis, praktis, dan layak.

1 komentar:

  1. berguna banget buat referensi tugas pkwu, hehehehe... makasih ya kak

    BalasHapus

Next Prev

About Me

Followers

▲Top▲