Kisah dan Mitos Bulan Biru 'Blue Moon'

| Senin, 24 Agustus 2015
Bulan Biru Menghampiri Langit Bumi. (Space)

Dalam bahasa Inggris ada istilah 'Once in a Blue Moon.' Ini adalah ekspresi tentang sesuatu yang jarang, langka, bahkan absurd.
Biasanya tiap tahun, Bumi mengalami 12 kali purnama. Setiap bulan. Tapi di beberapa kali kesempatan, Bumi mendapatkan purnama ekstra.  Hal ini terjadi karena ketidaksinkronan antara rotasi Bulan dan Bumi.
Bulan berotasi 29 hari, sementara Bumi 30 hari--kecuali Februari. Itulah yang menyebabkan purnama hadir dua kali dalam sebulan. Dan menurut perhitungan, blue moon terjadi tiap 2,7 tahun sekali, seperti ditulis oleh SPACE.

Ada sebuah artikel di majalah Sky & Telescope terbitan tahun 1943  yang menuliskan artikel tentang bulan ekstra  dalam kalender Masehi. Ditulis oleh Lawrence J. Lafleur. Ia menemukan sebuah fotokopi almanak tahun 1937. Di almanak itu tertulis 'blue moon' dan penjelasan tentangnya.

Di almanak tersebut tertulis, "Ini adalah sebuah kebetulan yang tidak menguntungkan, terutama buat para pendeta yang menyiapkan festival bulan purnama tiap bulannya, terpaksa melakukan dua kali karena terdapat dua bulan purnama dalam satu bulan. Juga, angka 13 adalah angka pembawa sial," seperti dikutip dari SPACE.

"Ada tujuh bulan biru di kalendar Lunar tiap 19 tahun," lanjut almanak itu, "Di masa lalu, para pembuat almanak menemukan banyak kesulitan mengkalkulasi kapan terjadi Blue Moon dan ketidakpastian ini menciptakan ekspresi 'once in a blue moon.'"

Biru pada Blue Moon tidak merujuk pada warna, dalam Bahasa Inggris kuno 'biru' sebelum kata benda berarti 'pengkhianat.'

Disebut 'pengkhianat' karena bulan purnama seharusnya datang tiap satu bulannya, di mana Bulan terlihat besar dan berwarna putih pucat. Maka, purnama kedua dianggap 'pengkhianat'.

Bulan Biru tahun 2015 terjadi di malam 30 dan subuh 31 Juli. Purnama ekstra  juga akan terjadi pada tanggal 29 Agustus, 28 September, 27 Oktober, 25 November dan 25 Desember. Tahun 2015, Bulan Biru akan jatuh pada tanggal 23 Januari.
Tak Selalu Biru

Dinamakan bulan biru tidak ada hubungannya dengan warna. Bisa saja Bulan terlihat biru -- entah saat purnama atau pun saat sabit, apabila terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi mengotori bagian atas atmosfer. Seperti kejadian Gunung Krakatau yang meletus pada 1883.

Ledakan Krakatau diibaratkan seperti meledakan nuklir dengan kekuatan 100-megaton dan menyemburkan debu vulkanik yang hampir menutupi permukaan bumi.  Seperti dikutip dari NASA, hampir tiap malam orang melihat Bulan berwarna biru.

Bahkan Edward Munch pun terinspirasi dengan fenomena pemandangan langit yang paling spektakular selama 150 tahun terakhir yang diciptakan oleh partikel debu vulkanik Gunung Krakatau itu.  Ia pun menciptakan lukisan berjudul 'The Scream', seperti dikutip dari NYTimes.

Menurut NASA, debu vulkanik Krakatau bertebaran luar biasa banyaknya di angkasa. Dan kala itu, pandangan mata pun menangkap [bulan yang berwarna biru](/675780 ""), bahkan sesekali hijau. Tidak hanya Bulan, Matahari pun terlihat berwarna ungu.

Orang juga melihat bulan biru saat ledakan gunung El Chinchon tahun 1983 di Meksiko. Dan fenomena terakhir terjadi saat letusan Gunung St. Helen dan Gunung Patubo masing-masing di tahun 1980 dan 1991.

Tidak hanya debu vulkanik saja yang 'menipu mata' melihat rembulan seakan berwarna biru. Kebakaran hutan menciptakan ilustrasi yang sama. Salah satunya adalah kebakaran besar yang terjadi di Alberta, Kanada tahun 1953. Bencana alam itu mewarnai ungu Lavender pada Matahari dan biru Bluebell pada Bulan sepanjang Amerika Utara hingga Inggris.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev

About Me

Followers

▲Top▲