- A
- A
- A
Jakarta - Indonesia kembali harum namanya di kancah Internasional setelah mendapat kesempatan untuk menjadi Guest of Honour di Frankfurt Book Fair 2015.
Dalam pameran buku terbesar dan terlama di dunia yang diikuti lebih dari 5700 exhibitor dari 100 negara ini, Indonesia mendapatkan tempat sebesar 2000 meter persegi (M2) untuk menampilkan hasil karya anak bangsa, dari buku cerita, buku tentang pendidikan, tarian, musik hingga kuliner.
Sebagai tamu kehormatan acara akbar dunia itu, tahun ini Indonesia telah tampil sebagai sosok negara besar yang berbudaya, yang selama ini di Eropa hanya lebih dikenal sebagai Bali. Mengusung tema 17.000 Islands of Imagination, dunia tersadarkan Indonesia adalah bagian masa depan dunia yang akan sangat berpengaruh.
Pavilion Indonesia ditata dalam 7 island yang menampilkan berbagai kekayaan karya anak bangsa, salah satu island yang mendapat apresiasi besar dari para pengunjung di sana adalah Island of Inquiry yang menampilkan produk Digital Indonesia.
Tidak banyak orang tahu, di "pulau" ini, terkandung visi dan misi besar yaitu, memperkenalkan kearifan lokal budaya Indonesia melalui software konten, dan menunjukkan kepada dunia, Indonesia juga piawai memanfaatkan ICT (Information Communication Technology) untuk dunia pendidikan di masa depan.
Salah satu perancang konten PesonaEdu Software, Taufiq Assegaf, mengatakan, PesonaEdu merupakan salah satu dari pengembang produk digital yang diberi kesempatan menampilkan Buku Digital Interaktif dengan 3 tema yaitu, Angklung, Wayang dan Maritim Indonesia.
"Kita hadir di gudangnya teknologi, jika kita ke sana hanya sekedar membawa sebuah teknologi yang tidak asing untuk mereka, maka kita akan dipandang sebelah mata. Kita mengemasnya dengan memperkenalkan seni Angklung dan Wayang yang bagi mereka merupakan barang yang asing dan menarik. Hasilnya, pengunjung sangat antusias dan tertarik untuk mencoba dan mempelajari," ujar Taufiq dalam siaran pers.
Wayang dan Angklung, lanjut dia, sudah cukup dikenal sebagai ikon adikarya bangsa ini, namun bicara soal sains di balik keduanya, itulah yang ditampilkan dalam bentuk simulasi interaktif dalam software, yang mengagumkan pengunjung di FBF.
Sementara itu, Koordinator Produk Buku Digital dan Island of Inquiry Pavilion Indonesia, Hary S Candra, mengatakan, pihaknya sangat bangga Indonesia bisa menampilkan karya-karyanya dan membuat pengunjung yang datang berdecak kagum.
"Adalah suatu kesempatan emas untuk Indonesia menjadi Guest of Honour di tahun ini, mungkin kesempatannya berikutnya bisa 30 atau 50 tahun lagi. Kita harus bisa memanfaatkannya dengan baik sehingga pengunjung yang datang mempunyai cerita dan pengamalaman tentang Indonesia," kata Hary S Candra.
Disamping itu, lanjut dia, FBF juga membuka peluang bisnis untuk para pengembang software Indonesia ini bisa menjual rights kepada publisherdari negara-negara lain.
"Sejauh ini terkait dengan produk digital sudah ada 6 kerjasama dengan negara lain yang sudah ditindaklanjuti," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar