Benarkah Cinta Membuat Otak Mengecil?
Siapa yang tidak tahu tentang cinta? penulis yakin semua pernah merasakan cinta. Cinta merupakan kebutuhan dasar manusia, cinta selalu dibutuhkan setiap orang dan dapat membahagiakan hidup seseorang. Namun, apakah kita tahu bahwa cinta ternyata membuat otak kita mengecil? Kok begitu..!! Seorang Ilmuwan Jerman, bernama Jennifer Berman mengatakan ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka orang tersebut akan “buta” tentang segala hal.
Cinta yang bergejolak atau cinta yang terlalu besar, dapat
menghalangi kemampuan manusia untuk berpikir objektif, menghalangi
perkembangan daya imajinasi serta memori, dan menutup semua ide-ide yang
ada di pikirannya. Gerakan gelombag yang berada di otak kanan juga
menjadi t
idak terarah dan sulit dipahami. Dengan itu, cinta menjadikan volume otak mengecil.
Cinta juga dapat membuat hati seseorang menjadi risau, cemas,
takut, hingga menghilangkan nalar untuk berpikir positif karena tekanan.
Semakin besar cinta yang dirasakan, maka semakin banyak pula sel-sel
otak yang rusak dan otomatis akan mengganggu sistem sinyal yang ada di
otak. Hal tersebut tentu sangat buruk bagi semua orang. (Sumber :
Intisari Online)
Gangguan mental yang terfokus pada tugas kognitif, yaitu perasaan
khawatir ditinggal oleh pasangan, dihianati cintanya dan lainnya hanya
akan mengurangi sumber daya atau energi untuk memroses informasi yang
lain. Hal ini pun kemudian akan menimbulkan perubahan sikap pada
seseorang, misalnya menjadi sering melamun, bengong, dan jadi pelupa.
Lebih parah lagi dapat berpengaruh terhadap meningkatny asam pada
lambung saat terjadi ketidakseimbngan mental tersebut.
Sebuah penelitian juga menyebutkan bahwa jatuh cinta dapat
mengubah tempramen seseorang dan ini tergantung bagian otak mana yang
terkena. Tempramen ini pun terbagi dalam empat jenis, yaitu tempramen
penakut, pemberani, pemurung, dan periang. Orang yang sedang jatuh
cinta, bisa mendapati salah satunya atau bahkan kombinasi di antaranya.
Cinta dapat membuat beberapa perubahan pada lokus seruleus, yaitu
struktur yang mengatur skresi (pengeluaran hasil sel secara aktif) otak
untuk dua jenis bahan yang disebut katekolamin, yakni adrenalin dan
noradrenalin. Kedua zat kimia ini pun menggerakan tubuh untuk menghadapi
keadaan darurat.
Rangsangan katekolamin pun dapat menimbulkan ingatan-ingatan dengan
kekuatan yang luar biasa. Perubahan sirkuit otak ini dianggap mendasari
perubahan perilaku, misalnya rasa cemas, emosional, atau pun perasaan
takut ditinggal pasangan.
Jika sekresi katekolamin tidak dikendalikan dengan baik, maka perubahan
perilaku tersebut akan bersifat menetap. Itulah mengapa dikatakan bahwa
cinta membuat otak kita mengecil. Sikapi perasan cinta kalian secara
baik dan rasional, ya! (dr. Sintoso Pujianto dalam “Sehat itu enak dan
perlu”. Penerbit: Penerbit Buku Kompas)
Dari penjelasan di atas, memang tidak menyarankan untuk tidak jatuh
cinta. Tetapi adakalanya bahwa sesuatu yang sifatnya berlebiahan itu
tidak baik.
0 komentar:
Posting Komentar