Baru-baru
ini isu akan datangnya hari kiamat muncul kembali. Teori hancurnya bumi ini
diprediksi karena adanya peristiwa dahsyat yang akan terjadi berkaitan dengan
iklim dalam waktu dekat ini.
Prediksi terjadinya peristiwa tersebut antara tanggal
22-28 September 2015. Yaitu asteroid besar akan menghantam bumi dengan sangat
hebat. Namun Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) menyangkal adanya
asteroid besar yang memunculkan isu kiamat tersebut.
“Kemungkinan tabrakan kecil,
NASA tak mendeteksi adanya asteroid atau komet di jalur yang akan bertabrakan
dengan Bumi,” kata Juru BIcara NASA seperti dilansir Mirror (8/6).
Orang tersebut juga
menyebutkan bahwa semua asteroid akan mengalami kehancuran sebelum menyentuh
bumi. Hal tersebut akibat adanya suhu panas yang ekstrem di atmosfer bumi.
“Bahkan, kami menjamin tidak
ada obyek besar yang kemungkinan bakal menyerang Bumi dalam beberapa ratus
tahun ke depan,” tambahnya.
Identifikasi asteroid kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh NASA. Mereka memang membenarkan bahwa akan ada
asteroid yang menghantam bumi, namun para peneliti pasti mencari cara agar
planet bisa bertahan dari tabrakan tersebut.
Teori konspirasi tersebut
akhirnya mendatangkan isu peristiwa jatuhnya asteroid yang kemudian memicu
munculnya New World Order (NWO) yang disponsori kelompok Illuminati.
Tanggal 24 September banyak
ditulis dan dikutip sebagai hari jatuhnya asteroid yang akan menghancurkan
bumi. Beberapa teori meramalkan peristiwa kiamat itu dimulai dari proyek The
Large Hadron Collider yang digagas oleh CERN, organisasi penelitian nuklir
Eropa yang bermarkas di Jenewa, Swiss.
Mesin itu dibuat ilmuwan untuk
memecahkan partikel yang diharapkan menjawab pertanyaan dalam fisika kuantum.
Teori tentang waktu terjadinya kiamat pernah diutarakan penyiar Kristen Harold Camping
pada 2011. Ia meramalkan kiamat akan terjadi pada 21 Mei 2011, namun
kenyataannya teori tersebut tidak terbukti.
0 komentar:
Posting Komentar