Apa itu Neutrino?
Neutrino adalah partikel dasar penyusun alam semesta,
termasuk golongan fermion. Massanya sangat kecil, hampir dikatakan tak
bermassa. Neutrino hanya berinteraksi lewat interaksi lemah dan gravitasi, tak
satu pun lewat interaksi kuat dan interaksi elektromagnetik. Ia merupakan
"produk sampingan" dari peluruhan radioaktif tertentu, seperti
reaktor nuklir atau sinar kosmik yang membentur sekelompok atom. Neutrino hadir
dalam tiga rasa (istilah untuk menggantikan kata "jenis"), yakni : neutrino
elektron, neutrino muon dan neutrino tauon. Selain itu, neutrino juga memiliki
pasangan yang dikenal dengan sebutan antineutrino. Neutrino susah dideteksi,
itulah kenapa ia bisa dibuktikan keberadaannya, baru 25 tahun setelah
dipostulatkan pertama kali oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1930. (Wikipedia)
Riset terbaru yang meneliti neutrino dilakukan di Jepang,
dikenal dengan sebutan T2K (Tokai to Kamioka) experiments. Proyek itu
mengkolaborasikan sekitar 500 ilmuwan dari 12 negara. Mereka menembakkan berkas
neutrino melalui jalur bawah tanah dengan lintasan sepanjang 295 km dari Japan
Proton Accelerator Research Complex (J-PARC) ke detektor neutrino Super-Kamiokande
yang terletak di dekat pantai Jepang bagian barat.
Sebuah tanduk magnetik (magnetic horn) yang terbuat dari konduktor
aluminium berarus listrik sangat tinggi digunakan untuk menghasilkan dan
menembakkan berkas neutrino. Jauh sebelum mencapai detektor primer
Super-Kamiokande, terlebih dulu partikel itu melewati detektor sekunder untuk
diukur kadar kemurniannya. Dan pada akhir perjalanan bawah tanahnya, neutrino
akan menumbuk “dinding” molekul air. Tumbukan itulah yang menjadi obyek utama
para saintis dalam proyek T2K.
Para ilmuwan dalam proyek sejenis sebelumnya telah mengamati
perubahan (osilasi) neutrino muon ke neutrino tau dan neutrino elektron ke
neutrino muon atau neutrino tau. Di sinilah letak kemajuan tim T2K, mereka
menemukan bahwa secara spontan neutrino muon dapat berubah "rasa"
menjadi neutrino elektron. Temuan itu dapat membantu menjelaskan mengapa alam
semesta lebih banyak terdiri atas materi daripada antimateri.
Telah diyakini bahwa materi dan antimateri hadir dalam
perbandingan yang hampir sama pada awal Big Bang. Karena partikel materi dan
antimateri saling meniadakan satu sama lain, maka disimpulkan bahwa terjadi
pelanggaran keseimbangan saat semesta masih bayi, yang menghasilkan sedikit
lebih banyak materi daripada antimateri. Sisa materi tersebut telah membentuk
semua bintang, galaksi dan planet yang kita saksikan saat ini.
Pergeseran dari neutrino muon ke neutrino elektron yang
terdeteksi dalam eksperimen akbar itu merupakan osilasi neutrino jenis baru.
Hasil tersebut membuka celah bagi studi terhadap simetri materi-antimateri yang
disebut pelanggaran keseimbangan muatan (charge-parity violence).
"Fenomena pelanggaran keseimbangan ini belum pernah teramati pada sebuah
neutrino, tetapi barangkali itulah alasan kenapa alam semesta kita sekarang ini
sebagian besar tersusun atas materi dan bukan anti materi," kata Alysia
Marino, asisten profesor departemen fisika Colorado University, Boulder.
Berdasarkan analisa data yang dikumpulkan dari eksperimen
T2K antara Januari 2010 sampai 11 Maret 2011 -
yang sempat terganggu oleh gempa 9 skala richter di Jepang Timur - para
ilmuwan menemukan 88 peristiwa neutrino (neutrino events) yang terdeteksi oleh
detektor Super-Kamiokande. Di antara 88 peristiwa tersebut, mereka
mengidentifikasi enam peristiwa yang dicalonkan sebagai interaksi neutrino
elektron.
Meskipun begitu, menurut Eric D. Zimmerman, salah seorang rekan kerja Marino menyatakan bahwa dibutuhkan lebih banyak data untuk mengkonfirmasi hasil-hasil terbaru T2K. Diharapkan, akselerator dan riset ini dapat beroperasi kembali pada akhir tahun.
0 komentar:
Posting Komentar