Pertama Kali, Sensor Medan Magnet Bumi pada Hewan Ditemukan

| Sabtu, 27 Juni 2015

Pertama Kali, Sensor Medan Magnet Bumi pada Hewan Ditemukan


Satwa melakukan migrasi, itu sudah diketahui banyak orang. Hewan yang kerap melakukan migrasi seperti angsa, penyu laut, dan serigala, diketahui bernavigasi menurut medan magnetik Bumi. Tapi sampai sekarang belum ada yang tahu bagaimana mereka melakukannya.

Peneliti dari Universitas Texas di Austin akhirnya menemukan jawabannya. Ternyata hewan-hewan memiliki sensor dalam saraf otak yang mampu mendeteksi medan magnet Bumi. Sensor itu terdapat pada sebuah struktur seperti antena kecil di dalam otak cacing. Ia bertindak seperti kompas yang membantu satwa itu bernavigasi.

Tim peneliti itu menemukan sensor di dalam cacing Caenorhabditis elegans. Sensor ini berukuran mikroskopis di ujung sebuah saraf otak. Diduga struktur semacam ini juga ada pada struktur otak spesies lain.

Sensor itu kelihatan seperti antena televisi dalam ukuran nano dan cacing Caenorhabditis elegans memakainya untuk bernavigasi di bawah tanah.

“Ada kemungkinan molekul yang sama juga digunakan satwa lain seperti kupu-kupu dan burung,” kata Jon Pierce-Shimomura, asisten profesor ilmu saraf di College of Natural Science dan merupakan anggota tim itu.

“Ini memberikan kita pegangan untuk memahami magnetosensation pada hewan lain juga,” kata Pierce-Shimomura lagi, seperti dikutip oleh The Economic Times. 

Pada saat melakukan penelitian, para peneliti mendapati bahwa cacing-cacing yang sedang lapar di dalam tabung penuh gelatin selalu bergerak ke bawah. Ini strategi yang diduga digunakan untuk mencari makan.

Menurut para peneliti, cacing itu telah mencocokkan sensornya dengan medan magnet di tempatnya berasal. Saraf yang mengandung sensor medan magnet itu disebut sensor AFD. Pada cacing diketahui bahwa saraf ini juga berfungsi untuk mendeteksi tingkat karbondioksida dan temperatur.

Lantas para ahli menguji cacing-cacing itu dengan menciptakan medan magnet di sekitarnya dengan koil dan mengamati perubahan perilaku mereka. Diketahui bahwa cacing yang saraf AFD-nya rusak ternyata tak berorientasi naik turun seperti cacing normal. Lalu pada saat peneliti mengubah medan magnet, saraf AFD di cacing langsung aktif.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev

About Me

Followers

▲Top▲